Deskripsi
HAJI KEKAYAAN UMAT YANG BESAR
Majalah Risalah NU edisi 29 membahas soal haji. Mengapa?, begini ceritanya,…Haji, haji, haji,…begitulah jamaah haji asal Indonesia sering disapa warga Arab Saudi ketika berada di tanah Haramaian. Mengapa?, karena jamaah haji Indonesia terkenal dengan sopan santun dan ahlak terpujinya. Tentu mendengar itu sebagai masyarakat Indonesia bangga sekaligus ingin merasakan pergi ke tanah suci. Tak ayal, jutaan calon jamaah haji Indonesia harus menunggu antrian (waiting list) daftar panjang di Kemenag, puluhan tahun rela menunggu hanya untuk berhaji. Bukan itu saja, ratusan travel membuka peluang bagi jamaah yang ingin pergi ke Arab Saudi. Berapa triliun perputaran uang saat musim haji?.
Dalam keyakinan masyarakat tertentu, haji merupakan salah satu ibadah yang menempati kedudukan istimewa. Ibadah haji sebagai salah satu rukun Islam yang lima juga merupakan ibadah yang memiliki tempat tersendiri di hati setiap muslim. Hal demikian bisa kita buktikan melalui kenyataan akan besarnya minat masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji setiap tahunnya.
Faktamengenai besarnya minat berhaji tersebut telah menarik perhatian tersendiri, mengingat di satu sisi haji adalah cabang ibadah yang sangat bergantung pada kemampuan finansial (ONH) yang relatif mahal, dan secara umum ibadah tersebut hanya bisa dijangkau oleh mereka yang mampu, yang dalam bahasa agama disebut istitha’ah.
Tidak sedikit memang janji-janji agama terhadap para pelaku haji. Termasuk persepsi mereka bahwa haji mampu membuka lembaran baru dalam hidupnya, demikian juga sugesti keagamaan, utamanya penegasan Nabi, bahwa orang yang berhaji karena Allah disertai cara yang sesuai dengan tuntutan Islam, maka mereka akan kembali seperti pada hari dimana mereka dilahirkan dari rahim ibunya, bersih dari segala dosa (al-Bukhari, tt : 265).
Dalam kesempatan lain Nabi juga menegaskan: Ongkos naik haji (ONH) adalah sama dengan ongkos untuk berjihad di jalan Allah. Satu dirham akan diganti dengan tujuh ratus kali lipat (As-Suyuthi, tt:189). Inikah diantara yang menjadi obsesi mereka untuk selalu menunaikan haji, sehingga haji menjadi ibadah prioritas?Ibadah personal atau sosial?.
Selain masalah haji, kami juga mengangkat kunjungan wakil presiden RI, Boediono ke PBNU di pertengahan tahun 2015 lalu. Ada beberapa harapan dalam kunjungan Wapres ke ormas terbesar di Indonesia. Misalnya soal pengentasan kemiskinan, pembukaan lapangan kerja dan solusi akar terorisme yang selalu mengancam negeri ini. “Indonesia ini beruntung memiliki NU. Ibarat kapal, Indonesia ini akan sulit tanpa adanya jangkar,” kata Wapres Boediono di hadapan pengurus PBNU.
Sementara dalam Rubrik Syuro, kami mengangkat tentang pentingnya pendidikan berbasis pluralisme. Ada persoalan krusial yang masih kerap muncul di ranah bangsa yang kini memasuki usianya yang ke-66, yakni persoalan pluralisme. Lalu bagaimana solusinya, temukan jawabannya hanya di Majalah Risalah NU edisi 29.
Selamat membaca…
Ulasan
Belum ada ulasan.