Risalah NU Edisi 31

Rp15,000.00

Deskripsi

NU: Ekonomi Kerakyatan Wajib di Bela

Majalah Risalah NU edisi 31 tahun 2012 mengangkat tema “NU EXPO 2012” mengapa?. Kami berharap melalui NU Expo pengusaha dan ekonomi warga NU bisa bangkit. Tapi pasca Expo NU akankah ekonomi warga nahdliyin benar-benar bangkit, atau justru malah terpuruk?…inilah pentingnya warga nahdliyin membaca sekaligus mengevaluasi melalui majalah Risalah NU edisi 31 yang kami terbitkan.

Pada pertengahan tahun 2012 lalu, NU menggelar Rembug Nasional Saudagar NU dan NU Expo di Surabaya. NU Expo diikuti oleh ratusan pengusaha NU mulai kelas menengah hingga pengusaha elit NU. Tujuan Expo tidak lain untuk menyelesaikan persoalan bangsa yang tak bisa lepas dari mengatasi persoalan ekonominya. Terutama lapisan bawah bangsa untuk segera dientaskan dari berbagai himpitan persoalannya. NU sebagai wadah terbesar lapisan bawah terpanggil. Wakil Presiden Boediono membuka acara helat ekonomi itu. Tema yang diangkat dalam NU Expo ini adalah “Memberdayakan si Kecil, Membuat Nyaman si Besar, Dalam Memantapkan Ketahanan Ekonomi Bangsa”.

Acara Rembug Nasional Saudagar NU dan NU Expo ini diselenggarakan di Grand City Convention and Exhibition, Surabaya, sejak 26 hingga 29 Januari, yang dihadiri ratusan saudagar NU serta pengurus Himpunan Pengusaha Nahdliyin(HPN). Turut hadir dalam acara pembukaan tersebut, Ibu Herawati Boediono, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan istri, serta sejumlah undangan lainnya baik dari pusat maupun daerah.

Wapres Budiono berharap melalui Expo NU ekonomi warga NU bisa tumbuh, semangat kewirausahaan dan kemandirian bangsa dan meningkatkan perekonomian bangsa. Boediono menilai, ulama NU sudah paham betul betapa pentingnya saudagar. Ulama NU juga menyadari sebuah bangsa atau kaum memang butuh kelompok wirausahawan yang tangguh. Untuk itu perlu adanya kerjasama, khususnya kalangan NU dengan pemerintah untuk membantu masyarakat yang taraf perekonomiannya masih rendah. “Karena tidak mungkin pemerintah sendiri yang menyelesaikan,” ungkapnya.

Selain itu, pada rubrik lain kami juga membahas perhelatan akbar Muktamar Thariqah Jam’iyah Ahlith Al-Mutabarah An-Nahdliyah (Jatman) ke-XI di Ponpes Al-Munawariyah, Malang 10-14 Januari 2012 yang dihadiri Presiden RI SBY. Sementara pesantren yang kami angkat adalah Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri jawa timur. Pesantren ini bermula dari sebuah majelis taklim yang dirintis KH Achmad Djazuli Utsman untuk memerangi maksiat di kawasan Ploso, Kediri. Kini pesantren Al- Falah telah berkembang dengan mencapai 8000 santri. Salah satu visi pesantren ini adalah Mengaji dan menjaga moralitas bangsa. Dalam rubrik opini, kami juga mengangkat tentang NU dan Moderatisme. Karena tanggal 31 Januari 2012, NU genap berusia 86 tahun. Untuk ukuran organisasi, NU saat ini sudah memasuki usia yang relatif mapan. Ibarat semakin tinggi dan rindang sebuah pohon maka akan semakin kencang dan besar angin badai yang menerpanya. Bagitu pula yang dialami NU saat ini. Dalam perspektif sosial-historis, NU memiliki tanggung jawab yang berat, yakni mengawal bangsa ini, mulai dari perjuangan pra-kemerdekaan hingga sekarang.

Selamat membaca…

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Risalah NU Edisi 31”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *