Risalah NU Edisi 34

Rp15,000.00

Description

SULITNYA MENYATUKAN KALENDER HIJRIYAH

Risalah NU edisi 34 tahun 2012 menyajikan persoalan kalender hijriyah yang sulit di satukan khususnya antara ormas Islam terbesar yakni NU dan Muhamadiyah. Pasalnya, Bulan Agustus 2012 adalah bulan yang penuh dengan keistimewaan. Karena pada bulan ini, Indonesia dinyatakan Merdeka yang jatuh pada 17 Agustus 1945. Kedua, bulan ini berbarengan dengan bulan Ramdhan, dimana Al-Qur’an dan Lailatul Qadar turun. Juga pada bulan ini terlaksananya sholat Idul Fitri 1433 H, hari kemenangan menuju peradaban umat manusia.

Artinya di bulan ini, kita sebagai umat Muslim harus mampu memaksimalkan dan juga merenungkan apa yang telah diperbuat oleh pendahulu kita baik pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan pendiri Nahdhatul Ulama (NU).

Dalam laput kami mengangkat tema tentang Rukyat yang selalu jadi pegangan NU dalam menentukan awal bulan Qamariyah seperti bulan Ramadhan, Syawal dan Dhulhijjah. Tentu, tak hanya dengan pedoman dengan rukyat semata. Karena rukyat juga selalu dipandu dengan hisab (astronomi).

Laporan khusus mengangkat tentang tradisi lebaran dan halal bihalal serta mudik. Lebaran adalah nama lain dari hari raya umat Islam, baik hari raya Idul Fitri maupun hari Raya Idul Adha yang dirayakan setiap tahun atau setiap bulan Syawal setelah sebulan umat Muslim melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Menjelang Idul Fitri, jutaan orang yang berada di kota-kota mulai berduyun-duyun pulang ke kampung halaman masing-masing. Mudik, itulah istilah yang dipakai untuk menandai fenomena menjelang lebaran tersebut.

Hero Banner 1080 X 400

Dalam pesantren, kami mengangkat Pondok Pesantren Miftahul Huda, Cigaru, Majenang, Cilacap, yang telah berusia 100 tahun lebih kini mendunia dengan perolehan ISO 9001:2008. Sekitar sepekan sebelum bulan Ramadan 1433 Hijriyah tiba, Pondok Pesantren Mifathul Huda memasuki babak sejarah baru. Sebab, pesantren yang telah berusai 102 tahun itu kini memperoleh penghargaan ISO 9001:2008 sebagai pesantren yang memiliki standar pelayanan secara international.

Sementara Tarikh, kami sebenarnya telah menulis dalam salam redaksi (Edisi 33) tentang Obituari KH. Sufyan Miftahul Arifin, tokoh NU dan ahli tarekat asal Situbondo Jawa Timur. Entah bagaimana prosesnya, ternyata setelah dicetak tidak tampil. Oleh karena itu, redaksi mohon maaf atas ketidaknyamanan tersebut. Dan sekarang obituari tersebut dimuat, semoga bermanfaat. Dan tentu masih banyak tema-tema yang lain yang menarik untuk dibaca.

Tak lupa, kami segenap Pimpinan dan Karyawan Majalah Risalah NU mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan bimbingan Allah SWT dan berjumpa kembali pada puasa yang akan datang. Amin

Selamat membaca dan beli…

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Risalah NU Edisi 34”

Your email address will not be published. Required fields are marked *