Peristiwa penyerangan Ormas Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) telah menjadi perhatian masyarakat luas, bagaimana bisa ada sekelompok masyarakat yang membawa senjata menyerang acara pengajian HRS.
Memang ada pihak yang menyalakan panitia sudah tahu ditolak kok tetap saja undang HRS, tapi yang lebih disahkan adalah kelompok PWI LS yang dengan senjata menyerang yang merupakan kriminal komunal yang tidak bisa diampuni.
Diketahui, Ormas PWI LS dan Front Persaudaraan Islam (FPI) terlibat bentrok dalam pengajian Habib Rizieq Shihab (HRS) di Pemalang, Jawa Tengah. Bentrokan itu terjadi di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Rabu (23/7) malam. Di antara 15 korban luka, 4 di antaranya merupakan anggota kepolisian.
Kehadiran PWI LS adalah efek dari polemik nasab yang dibungkus dengan tesis ilmiah, padahal sesungguhnya gerakan sosial rasis radikal dan pecah belah umat.
Rasisme dan provokasi yang diinisiasi oleh kiai Imaduddin ( mantan FPI) yang juga pengurus RMI, dengan berbalut polemik nasab selalu bawa atribut NU, tentu sedikit banyak warga NU yang polos terpengaruh seolah olah bagian dari NU. Akibatnya terjadi keterbelahan yang dulu ada cebong kampret, kini muncul mukibin vs mukimad.
fenomena ini menjadi perhatian PBNU sebab dilapangan warga NU terseret pada gerakan rasis primitif ini.
Fenomena ini oleh PBNU dilihat gejala yang dapat membahayakan ukhuwah Nahdhiyiah dan menyuburkan radikalisme, akhirnya kiai Imad dipecat dari struktur NU, otomatis apa yang dilakukan mantan FPI ini tidak lagi bisa representasi NU.
Meskipun demikian provokasi mantan FPI ini telah mendapat tempat sebagain setruktur NU dan entah siapa yang getakan tiba tiba muncul organisasi PWI LS yang ada dimana mana membongkar makam membuat narasi rasis kebencian bertindak radikal bahkan deportasi warga keturunan Yaman.
Berkedok isu nasab dibangun narasi narasi seolah olah bagian dari NU dan membela kehormatan NU. Namun realitanya bertolak belakang justru hari hari rosting kiai kiai NU dibully bahkan rais am tak luput dari sasaran bulian, maka wajar berbagai kalangan menilai sikap kelompok mukimad ini mirip wahabi dalam hal merendahkan ulama NU.
Gelagat buruk ini, tercium oleh bashiroh kiai NU yang kemudian dibuat surat edaran tegas bahwa PWI LS tidak bagian dari NU. Surat edaran ini dibuat bahan ledekan oleh mukimad aktivis PWI LS, bahkan ada kiai yang terpapar menjadi mukimad waktu ihrom sempat sempatanya nanaggpi surat PBNU tersebut.
Peristiwa penyerangan PWI LS dengan brutal pada acara pengajian sesama saudara sendiri، memunculkan sepikulatif bahwa PWI LS adalah proyek adu dumba dikalangan masyarakat akar rumput.
meskipun kita prihatin namun sedikit lega karena PBNU jauh jauh hari sudah membuat peringatan bahwa mukimad PWI LS tidak menjadi bagian dari NU.
MUKHLAS SYARKUN (Tokoh muda NU)