KHUTBAH JUMAT: Ibrah dalam Kisah Nabi Hud dan Kaum Tsamud

0

 

Dr. KH. Zakky Mubarak, MA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أمَّا بَعْدُ. فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَٰلِحٗاۚ قَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِيهَا فَٱسۡتَغۡفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٞ مُّجِيبٞ. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِوَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ. وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Di dalam al-Qur’an, banyak kita temukan berbagai macam kisah yang menjadi pelajaran bagi kita. Kisah-kisah di dalam al-Qur’an menjadi hikmah agar kita senantiasa berada pada jalur yang benar sehingga keselamatan dan kebahagiaan Allah anugerahkan kepada kita. Pada khutbah kali ini, kita akan mendengarkan kisah kaum Tsamud, yakni sebagian kaum Nabi Hud yang menolak kebenaran dengan keangkuhan dan kesombongan, sehingga mereka ditimpa azab dengan bertiupnya angin yang sangat keras. Azab itu membinasakan mereka yang tidak beriman, sedangkan mereka yang beriman diselamatkan dari azab tersebut.

Nabi Shaleh a.s. mendapatkan mukjizat dari Allah s.w.t. berupa seekor unta yang harus dipelihara, tidak boleh diganggu, apalagi dibunuh. Sebagian kaum Tsamud menolak dakwah nabinya, bahkan mereka menentang dengan keras. Penentangan mereka dibuktikan dengan perilaku yang sangat kasar, yaitu membunuh unta yang dijadikan mukjizat itu. Dengan sikap kekafirannya ini, sebagian umat Nabi Shaleh mendapat malapetaka berupa azab yang dahsyat, yaitu dengan datangnya suara yang sangat keras dan mengguntur, sehingga getarannya mengakibatkan gampa bumi yang dahsyat. Mereka mengalami kehancuran, sedangkan Nabi Shaleh dan pengikutnya yang beriman, selamat.

Allah s.w.t. mengutus seorang rasul pada kaum Tsamud yang bernama Nabi Shaleh a.s.. Seperti para nabi yang lain, beliau berdakwah agar semua umat manusia hanya beribadah kepada Allah saja dan meniggalkan segala bentuk kemusyrikan yang menyesatkan mereka. Allah s.w.t. yang menciptakan umat manusia dari tanah, dari itu pula diciptakan Adam a.s.. Setelah diciptakannya Adam dan Hawa, maka proses perkembang-biakan umat manusia tetap berasal dari tanah. Berkembang-biaknya umat manusia diawali dari menyatunya sel sperma dengan sel telur dalam rahim seorang ibu.

Dua sel itu kemudian menjadi satu sel, kemudian berkembang menjadi dua sel kembali. Menjadi empat sel, delapan sel, enam belas sel, tiga puluh dua sel, dan seterusnya, kemudian berkembang menjadi embrio. Pada saat embrio berusia 120 hari, ditiupkan ke dalamnya ruh yang memiliki tiga potensi, yaitu akal, pikiran, dan kalbu. Embrio itu terus berkembang sampai kemudian menjadi bayi yang sempurna dan dilahirkan dari rahim ibunya, setelah berada dalam kandungan kurang lebih sembilan bulan. Sperma dan sel telur berasal dari tanah, yaitu ketika orang tua kita hidup ia memakan makanan yang berasal dari tanah, baik yang terdiri dari karbohidrat, protein nabati dan hewani. Demikianlah berkembang-biaknya umat manusia, semuanya berasal dari tanah.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Tugas manusia adalah untuk memakmurkan bumi dengan jalan mendatangkan kemaslahatan umum bagi semua makhluk, baik manusia, hewan, maupun makhluk lainnya. Dengan potensi akal pikiran, dan kalbu yang ada pada manusia, maka mereka mampu menjadi khalifah atau pemimpin di bumi dan memiliki kebudayaan yang terus berkembang. Dengan potensi budaya itu, manusia bisa mengusahakan makanan yang dikonsumsi, pakaian yang dikenakan, tempat tinggal yang didiami, dan angkutan-angkutan yang diperlukan. Kaum Tsamud pada masa itu telah mampu membuat tempat tinggal yang kuat dan indah dengan mengukir gunung-gunung batu yang dapat didiami dengan aman dan sentausa.

وَكَانُواْ يَنۡحِتُونَ مِنَ ٱلۡجِبَالِ بُيُوتًا ءَامِنِينَ

Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman. (QS. al-Hijr, 15:82).

Demikian agungnya nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada kaum Tsamud, maka seharusnya mereka mensyukuri nikmat itu dengan mengagungkan dan mengesakan Allah dengan tidak menyekutukan-Nya. Umat manusia diarahkan agar senantiasa mengingat Allah dan bertaubat kepada-Nya dari segala kekhilafan dan kesalahan. Sesungguhnya Allah s.w.t. amat dekat kepada hamba-Nya dan menerima taubat mereka.

Sebagian kaum Nabi Shaleh menolak dakwahnya yang disampaikan dengan cara yang sangat bijaksana dan dengan argumen-argumen yang tidak dapat ditepis atau ditolak.

قَالُواْ يَٰصَٰلِحُ قَدۡ كُنتَ فِينَا مَرۡجُوّٗا قَبۡلَ هَٰذَآۖ أَتَنۡهَىٰنَآ أَن نَّعۡبُدَ مَا يَعۡبُدُ ءَابَآؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكّٖ مِّمَّا تَدۡعُونَآ إِلَيۡهِ مُرِيبٖ

Kaum Tsamud berkata: “Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami”. (QS. Hud, 11:62).

Kaum Nabi Shaleh yang tidak beriman menyatakan: “Wahai Shaleh, engkau pada mulanya adalah tumpuan harapan kami, engkau orang yang terpandang, bersikap bijak dan keturunan orang-orang yang mulia di antara kami. Kami yakin bahwa engkau akan dapat memimpin kami. Namun demikian, semua harapan itu telah engkau kecewakan dengan seruanmu. Kami merasa heran, kenapa engkau melarang kami menyembah tuhan-tuhan yang biasa kami sembah, yang juga disembah oleh nenek moyangmu sejak dahulu kala. Selama ini, tidak ada seorang pun yang menyalahkan kami atau menghina tuhan-tuhan kami. Kami tetap hidup secara rukun dan damai, dibarengi dengan kebahagiaan dan tidak pernah bersilang sengketa. Karena itu, engkau bukanlah seorang yang kami harapkan kepemimpinannya, engaku menjadi seorang yang melakukan perpecahan di kalangan kami. Kami sangat meragukan kebenaran dan kesehatan akalmu. Janganlah engkau mencoba-coba untuk menyesatkan kami, karena akibatnya akan engkau rasakan sendiri”.

Kaum Muslimin yang kami muliakan

Jawaban Nabi Shaleh menghadapi penolakan kaumnya. Beliau menyatakan bahwa dakwahnya yang disampaikan selama ini adalah suatu kebenaran yang akan mengantarkan mereka pada kebahagiaan lahir batin, duniawi dan ukhrawi.

قَالَ يَٰقَوۡمِ أَرَءَيۡتُمۡ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي وَءَاتَىٰنِي مِنۡهُ رَحۡمَةٗ فَمَن يَنصُرُنِي مِنَ ٱللَّهِ إِنۡ عَصَيۡتُهُۥۖ فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيۡرَ تَخۡسِيرٖ

Shaleh berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain daripada kerugian. (QS. Hud, 11:63).

Selanjutnya beliau menyatakan bahwa apabila kaumnya mau memikirkan dan mempertimbangkan ajakannya, maka pastilah mereka akan menerimanya. Karena hal itu dilakukan, agar mereka mencapai kebahagiaan pada masa kini dan masa yang akan datang. Selanjutnya Nabi Shaleh mengatakan: “Wahai kaumku, cobalah kamu memfungsikan akal pikiranmu dengan baik. Apabila ternyata akulah yang benar dan dapat mengemukakan bukti-bukti dari Tuhanku atas kebenaran dakwahku, kemudian Dia memberikan rahmat kepadaku, apakah mungkin aku akan mendurhakai-Nya dan enggan menyampaikan dakwah kepadamu? Siapakah yang dapat menolongku jika Allah membinasakan diriku, karena kedurhakaan itu? Aku harus menyampaikan kebenaranku ini dan menjelaskan kepadamu, bahwa segala macam sembahan, dan berhala-berhala yang kamu sembah itu, tidak dapat memberikan manfaat atau madarat. Oleh karena itu, maka sembahlah Allah s.w.t. yang menciptakan kamu sekalian, memberikan nikmat dan karunia kepadamu, sehingga kamu dapat hidup tentram di muka bumi. Aku tidak akan mempedulikan penghinaan dan cercaanmu, karena aku lebih mengutamakan keridhaan Tuhanku dari keinginanmu. Kamu sekalian dengan segala persangkaanmu dan pengarahanmu, agar aku meninggalkan dakwahku dan kembali mengikuti sembahan-sembahanmu, pasti akan menjerumuskanku pada kubangan kehinaan dan kehancuran”.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلَهُ, أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. اَللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمْسُلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ اَللّهُمَّ أَصْلِحِ الرُعَاةَ وَالرَّعِيَّةَ وَاجْعَلْ إِنْدُوْنِيْسِيَّا وَدِيَارَ الْمُسْلِمِيْنَ آمِنَةً رَخِيَّةً رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فىِ السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَجَانِبُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.