FGD Program MADADA, Kasubdit Kemasjidan Prioritaskan Masjid di Pelosok Negeri  

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Sebagai upaya memperkuat peran masjid dalam pemberdayaan ekonomi dan sosial keumatan. Subdirektorat Kemasjidan Direktorat Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Direktorat Jenderal Bimbingan Islam Kementrian Agam RI menggelar Focus Group Discussion (FGD) matangkan program Masjid Berdaya dan Berdampak (MADADA) di Erian Hotel Jl. KH. Wahid Hasyim No. 45, Meteng, Jakarta, Rabu (1/10/25).

Direktur Urais Binsyar Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, KH Arsad Hidayat menegaskan bahwa program MADADA mendukung dan selaras dengan Asta Protas Menteri Agama dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam pengentasan kemiskinan dan penguatan inklusi sosial berbasis masjid.

“Kita ketahui ada ribuan masjid di Indonesia. Kalau potensi ini diberdayakan, kita bukan hanya memakmurkan masjid, tapi juga memakmurkan umat,” ujarnya saat membuka FGD.

Menurutnya, program-program yang ada di Subdit Kemesjidan mendukung program prioritas Menteri Agama dan bisa menjadi tindak lanjut atau implementasi daripada Asta Protas Menteri Agama. “Karenanya, kedepan masjid-masjid yang kita kelola harus inklusif, harus ramah semuanya,” ungkapnya.

Menurutnya, masjid bukan saja sebagai tempat ibadah, melainkan tempat yang ramah terhadap semuanya, terutama ramah terhadap kelompok defable atau disabilitas. “MADADA hadir sebagai agen gerakan perubahan agar masjid lebih dari sekadar tempat ibadah. Masjid harus menjadi pusat pembinaan, pendidikan, layanan sosial, dan pengembangan ekonomi umat,” pungkasnya.

Sasar Masjid Pelosok

Sementara itu, Kasubdit Kemasjidan Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, Nurul Badruttamam mengatakan, bahwa FGD ini diselenggarakan untuk menyusun standar teknis dan petunjuk pelaksanaan program MADADA agar bantuan dan program turunannya dapat dilaksanakan secara terukur, akuntabel, dan berdampak langsung bagi masyarakat.

“Target kita seminggu untuk menyusun ini, kemudian melakukan sosialisasi regulasi MADADA secara nasional,” jelas Sekretaris LD PBNU ini

Untuk program Baznas Microfinance Masjid (BMM) – Masjid Berdaya Berdampak (MADADA) disiapkan 150 juta bagi masjid-masjid di Indonesia. ”Program ini digulirkan sebagai upaya memperkuat peran masjid dalam pemberdayaan ekonomi umat dan fungsi sosial keumatan,” ujarnya disela-sela FGD.

Meskidemikian, pihaknya akan memperketat prosedural bantuan bagi masjid-masjid yang mengajukan bantuan di seluruh Indonesia. ”Jadi, kami akan seleksi ketat, masjid yang sudah pernah mendapatkan bantuan, tidak akan dapat lagi dan kami prioritaskan masjid yang belum dapat bantuan, terutama masjid dan musolla di pelosok negeri,” ujar Nurul Badruttamam.

Prioritas untuk masjid dan musolla yang belum pernah mendapat bantuan, lanjut Nurul Badruttamam merupakan program prioritas Subdit Kemasjidan tahun ini. ”Ada banyak masjid dan musolla di kampung yang belum pernah tersenggol program ini,” ungkapnya.

Lebih jauh Nurul Badruttamam menjelaskan bahwa program MADADA adalah Masjid Berdaya meliputi, pertama, tanah masjid bersertifikat wakaf dan mauquf dimanfaatkan dengan baik. Kedua, Zakat, wakaf, infaq, sedekah terkumpul dan terkelola dengan profesional. Ketiga, aset masjid dan BKM terdokumentasi dan termanfaatkan optimal. Keempat, SDM Masjid profesional, moderat,dan mampu mengelola. Dan kelima, penambahan aspek berdasar SWOT lokasi masjid.

Sedangkan Masjid Berdampak meliputi. Satu, DKM terlindungi hukum, lingkungan masjid nyaman. Kedua, marbot di jamin Jamsostek, anak takmir dapat beasiswa, jamaah dapat akses modal usaha. Ketiga, Masjid memiliki BMT, lapak UMKM, koperasi dan lain-lain. Keempat, layanan masjid ramah dan terstandar untuk semua jamaah. Dan Kelima, penambahan aspek berdasar SWOT lokasi masjid.

“Program MADADA dirancang agar masjid tidak hanya fokus pada kegiatan ritual keagamaan, tetapi juga memainkan peran strategis dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat luas,” tegasnya. (hud)

Leave A Reply

Your email address will not be published.