Oleh: Dr. KH. Zakky Mubarak, MA
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أمَّا بَعْدُ. فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَهُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَيۡ رَحۡمَتِهِۦۚ وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ طَهُورٗا لِّنُحۡـِۧيَ بِهِۦ بَلۡدَةٗ مَّيۡتٗا وَنُسۡقِيَهُۥ مِمَّا خَلَقۡنَآ أَنۡعَٰمٗا وَأَنَاسِيَّ كَثِيرٗا. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى، وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى، فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ.
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Segala sesuatu yang ada berasal dari Allah s.w.t., tidak ada yang sulit bagi-Nya. Dialah yang mengadakan sesuatu, meniadakannya atau menghilangkannya. Sumber segala sesuatu yang bermanfaat, semuanya berada dalam khazanah-Nya. Namun demikian, untuk memperolehnya, manusia dan makhluk lain harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Usaha seperti ini merupakan suatu aktivitas yang sesuai dengan sunnatullah.
Setiap orang yang berusaha, akan memperoleh apa yang diusahakannya, apabila Allah menghendakinya.
هُوَ ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ ذَلُولٗا فَٱمۡشُواْ فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُواْ مِن رِّزۡقِهِۦۖ وَإِلَيۡهِ ٱلنُّشُورُ
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. al-Mulk, 67:15).
Usaha yang terbaik menurut ajaran Islam adalah usaha yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan melakukan perdagangan yang jujur, tidak ada di dalamnya unsur-unsur penipuan, sumpah palsu, pemalsuan barang, dan pengurangan timbangan atau takaran. Setiap usaha orang muslim harus mengarahkan dirinya agar mencari rizki yang halal dan diridhai oleh Allah s.w.t.. Allah s.w.t. memberikan rizki secara adil kepada semua makhluk-Nya. Berapa layaknya ukuran seseorang memperoleh rizki itu dan kapan memperolehnya diatur oleh Allah s.w.t. yang maha mengetahui. Dia memberikan kasih sayang dan rahmat yang tidak terbatas pada semua makhluk-Nya.
Allah menciptakan benda-benda mati, tumbuh-tumbuhan, alam hewani dan alam insani semua itu berjalan menurut ketetapan-Nya. Selain makhluk hidup, Allah juga menciptakan alam jamadi atau benda-benda mati, seperti bumi, tanah, besi, baja, logam mulia serta batu mulia, dan sebagainya. Menyadari hal ini, maka setiap diri manusia, harus senantiasa meningkatkan ketakwaannya kepada Allah dan selalu mensyukuri karunia nikmat-Nya.
وَأَرۡسَلۡنَا ٱلرِّيَٰحَ لَوَٰقِحَ فَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَسۡقَيۡنَٰكُمُوهُ وَمَآ أَنتُمۡ لَهُۥ بِخَٰزِنِينَ
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. (QS. al-Hijr, 15:22).
Perkisaran angin itu membawa uap air yang ada dalam awam mendung yang kemudian turun menjadi hujan yang menyuburkan segala tanaman dan menjadi sumber kehidupan bagi semua makhluk. Tumbuh-tumbuhan itu sesuai dengan sunnatullah berkembang biak melalui perkawainan antara benang sari dan putik yang dipertemukan oleh angin, hujan, serangga, dan sebagainya. Selanjutnya tumbuhan itu berkembang ke berbagai tempat yang sangat bermanfaat bagi semua makhluk hidup.
وَهُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَيۡ رَحۡمَتِهِۦۚ وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ طَهُورٗا لِّنُحۡـِۧيَ بِهِۦ بَلۡدَةٗ مَّيۡتٗا وَنُسۡقِيَهُۥ مِمَّا خَلَقۡنَآ أَنۡعَٰمٗا وَأَنَاسِيَّ كَثِيرٗا
Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. (QS. al-Furqan, 25:48-49).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Nikmat Allah yang lain yang berkaitan dengan air hujan, kemudian air itu menjadi sumber mata air di bumi dapat menyuburkan tanaman dan digunakan manusia sebagai persediaan air minum.
أَفَرَءَيۡتُمُ ٱلۡمَآءَ ٱلَّذِي تَشۡرَبُونَ ءَأَنتُمۡ أَنزَلۡتُمُوهُ مِنَ ٱلۡمُزۡنِ أَمۡ نَحۡنُ ٱلۡمُنزِلُونَ لَوۡ نَشَآءُ جَعَلۡنَٰهُ أُجَاجٗا فَلَوۡلَا تَشۡكُرُونَ
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur? (QS. al-Waqiah, 56:68-70).
Kisaran angin, turunnya air hujan dan berkumpulnya uap air, semua itu ditakdirkan Allah s.w.t. sehingga ukuran dan ketentuannya sesuai dengan kebutuhan alam semesta.
وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءَۢ بِقَدَرٖ فَأَسۡكَنَّٰهُ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابِۢ بِهِۦ لَقَٰدِرُونَ
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (QS. al-Mukminun, 23:18).
Allah menurunkan air dari langit melalui awan mendung, maka air itu menjadi hujan yang lebat yang akan menyerap ke dalam humus di dalam bumi yang kemudian menjadi sumber air yang bening. Sumber air itu digunakan untuk minum bagi makhluk hidup, untuk mengairi tanaman, dan memberi minum hewan peliharaan.
أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَسَلَكَهُۥ يَنَٰبِيعَ فِي ٱلۡأَرۡضِ ثُمَّ يُخۡرِجُ بِهِۦ زَرۡعٗا مُّخۡتَلِفًا أَلۡوَٰنُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرّٗا ثُمَّ يَجۡعَلُهُۥ حُطَٰمًاۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكۡرَىٰ لِأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (QS. al-Zumar, 39:21).
Apabila semua makhluk itu telah mati, maka Allah yang maha kekal akan membangkitkan kembali manusia untuk dimintai pertanggungan jawab atas tugas yang diserahkannya kepada mereka.
وَإِنَّا لَنَحۡنُ نُحۡيِۦ وَنُمِيتُ وَنَحۡنُ ٱلۡوَٰرِثُونَ
Dan sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi. (QS. al-Hijr, 15:23).
Tidak ada Tuhan selain Allah, Dialah yang menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya. Dia juga yang mengadakan, dan menghilangkannya, hal itu terjadi dari masa ke masa.
لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحۡيِۦ وَيُمِيتُۖ رَبُّكُمۡ وَرَبُّ ءَابَآئِكُمُ ٱلۡأَوَّلِينَ
Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu. (QS. al-Dukhan, 44:8).
Kaum Muslimin yang kami muliakan
Dialah Allah yang mewariskan bumi dan segala apa yang ada padanya, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalamnya. Semuanya sangat bermanfaat bagi manusia, seperti yang ada di muka bumi berupa tumbuh-tumbuhan dan menjadi makanan pokok dan makanan tambahan bagi makhluk hidup. Yang ada di dalam bumi, jauh lebih berharga lagi, seperti besi, baja, bensin, minyak, batu mulia, logam mulia, nikel, dan sebagainya.
إِنَّا نَحۡنُ نَرِثُ ٱلۡأَرۡضَ وَمَنۡ عَلَيۡهَا وَإِلَيۡنَا يُرۡجَعُونَ
Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan. (QS. Maryam, 19:40).
Dia Maha mengetahui dari benda yang paling kecil sampai benda yang paling besar dan mendatangkan manfaat yang luar biasa bagi makhluk hidup.
وَلَقَدۡ عَلِمۡنَا ٱلۡمُسۡتَقۡدِمِينَ مِنكُمۡ وَلَقَدۡ عَلِمۡنَا ٱلۡمُسۡتَٔۡخِرِينَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada-mu dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian (daripadamu). (QS. al-Hijr, 15:24).
Pengetahuan Allah terhadap makhluk tersebut sampai mengetahui secara detail perbuatan manusia, termasuk dalam niat yang terbetik dalam hatinya. Allah mengetahui orang-orang yang beribadah dan bersedekah dengan ikhlas, dan mengetahui juga mereka yang beribadah kerena riya’ dan sedekahnya karena mengharapkan pujian dari orang lain.
وَإِنَّ رَبَّكَ هُوَ يَحۡشُرُهُمۡۚ إِنَّهُۥ حَكِيمٌ عَلِيمٞ
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang akan menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Hijr, 15:25).
Semua manusia tersebut akan dihadapkan pada pengadilan yang sangat adil yang disebut yaumul hisab. Setiap orang dari mereka akan dimintai pertanggung-jawaban atas amal perbuatan mereka di dunia. Mereka yang beriman dan berbuat kebajikan, akan memperoleh balasan kebahagiaan yang tiada tara dalam kehidupan akhirat. Sebaliknya, mereka yang tidak beriman dan berbuat kerusakan akan tercampakkan dalam siksa yang mengerikan. Sehingga mereka diliputi oleh penyeselan yang terus menerus dan tiada akhir.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA