Jelang Kongres JQH NU 26 Juni, Panitia Siapkan Agenda Istimewa  

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Jelang pelaksanaan Kongres VI JQH PBNU Tahun 2024 yang akan diselenggarakan di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur pada tanggal 26 – 28 Juni mendatang. 

 

Pimpinan Pusat JQH PBNU menggelar rapat koordinasi gabungan pada Jum’at, (31/5/2024) di Masjid Ar-Rohmat Modern Hill, Pondok Cabe guna membahas sejumlah persiapan teknis dan agenda kongres.

 

Rencananya kongres akan dibuka Presiden Joko Widodo di Pesantren Sains Al-Qur’an, Tebu Ireng yang diikuti sebanyak 1000 orang peserta terdiri atas 26 Pengurus Wilayah (PW) dan 200 Pengurus Cabang.

 

Adapun calon peserta aktif yang didelegasikan oleh PW dan PC terdiri dari 2 orang pengurus Majelis ‘Ilmi dan 3 orang yang berasal dari jajaran tanfidziyah ketua, sekretaris dan bendahara.

 

Ketua Umum PP JQH PBNU KH Saifullah Ma’sum mengatakan secara garis besar, Kongres ini akan membahas berbagai permasalahan yang terbagi ke dalam 4 komisi yaitu Komisi A membahas ruang lingkup Organisasi, Komisi B Program Kerja, Komisi C Rekomendasi dan Komisi D membahas terkait  Bahtsul Masail Quraniyah (BMQ).

Interview risaalah ke ketum jqh perihal kongres

Komisi program akan membahas dua permasalahan utama yakni program konsorsium terkait metode belajar tahfidz Al-Qur’an yang dikembangkan oleh JQH serta program keperempuanan.

 

“Kita ingin membahas bagaimana program konsorsium para pengembang metode-metode Al-Qur’an itu,” ujarnya kepada Risalah NU Online usai rapat.

 

Sedangkan pada komisi organisasi, lanjut Saifullah Ma’sum, forum ini menitikberatkan pada pembahasan seputar PD-PRT yang mencakup penyempurnaan mars JQH serta perubahan logo.

 

Terkait perubahan logo, menurut Saifullah Ma’sum,

keinginan tersebut berangkat dari aspirasi yang muncul dari akar rumput yang menginginkan agar ayat Al-Qur’an yang tercantum di logo tersebut dihilangkan.

 

Sedangkan terkait mars JQH NU, nantinya para musyawirin akan mengaransemen ulang dari sisi nada dan musiknya, tanpa merubah liriknya.

 

“Liriknya tetap tidak akan berubah,” tegas Saifullah.

 

Sementara untuk komisi rekomendasi terbagi kepada dua kategori, yakni kategori internal dan ekesternal. Kategori internal akan membahas rekomendasi yang akan di dorong ke internal organisasi seperti persoalan struktur pengurus yang berada di tubuh JQH NU.

 

Sedangkan kategori eksternal nantinya akan membahas mengenai Mekanisme per MTQ an yang diselenggarakan pemerintah, konflik antara Israel-Palestina dan Ukraina-Rusia yang tidak kunjung usai serta menyikapi situasi politik usai pelaksanaan pilpres 2024.

 

“Di aspek politik, pilpres sudah selesai dengan terpilihnya pemimpin baru, sudah waktunya untuk rekonsiliasi dan waktunya membangun bersama,” terangnya.

 

“Dunia internasional perlu didorong dari segi basis dan pesan-pesan Al-Qur’an agar ada kesungguhan bangsa-bangsa di dunia untuk mengakhiri peperangan ini,” tambahnya.

 

Sedang di Komisi D, forum akan membahas terkait Bahtsul Masail Al-Qur’aniyah yang merupakan agenda tambahan yang pertama kali dilaksanakan sejak JQH NU berdiri.

(yudo)

Leave A Reply

Your email address will not be published.