Alhamdulillah, keikutsertaan Nahdlatul Ulama didalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu bentuk bagian dari keseluruhan bukan hanya komitmen dari NU saja tetapi semacam kesepahaman dengan pemerintah bahwa Nahdlatul Ulama kedepan akan memfungsikan diri disamping berbagai macam wadzifah ashliyah yang lain.
Apakah itu terkait dengan masalah keagamaan, masalah kepesantrenan, dan lain sebagainya. Akan tetapi, diantara semua itu, Nahdlatul Ulama juga akan berfungsi sebagai penyangga, pendukung, dari pelaksanaan berbagai macam agenda pemerintah untuk kemaslahatan rakyat.
Fungsi Nahdlatul Ulama dalam hal ini adalah membantu memastikan agar agenda-agenda kemaslahatan itu sungguh-sungguh sampai kepada rakyat dan nyata-nyata dirasakan manfaat dan maslahatnya oleh rakyat. Salah satu di antara berbagai macam agenda itu adalah agenda atau program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini.
Sekitar sebulan yang lalu, saya menghadap presiden di Istana Negara. Dalam pertemuan yang panjang sekali waktu itu, beliau memberikan arahan-arahan tentang bagaimana Nahdlatul Ulama menyambungkan diri dengan berbagai simpul pelaksanaan agenda-agenda pemerintah itu, termasuk dengan BGN (Badan Gizi Nasional) untuk pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis.
Kemudian, dengan Satgas Ketahanan Pangan untuk soal program ketahanan pangan, melalui Kementerian Koperasi untuk agenda pengembangan koperasi, dan lain sebagainya.
Waktu itu, saya mendapatkan arahan yang komprehensif dari beliau (presiden) sekaligus beliau mencantumkan dengan perintah langsung kepada yang beliau tugasi untuk memastikan Nahdlatul Ulama tersambung dengan berbagai simpul eksekusi agenda-agenda pemerintah tersebut.
Bahkan, baru kemarin pagi, saya bertemu dengan Menteri Pertahanan RI Letjen. Purn. Sjafrie Sjamsoeddin, beliau berkunjung ke kantor PBNU. Beliau juga membeberkan kepada saya tentang berbagai macam agenda terkait pertahanan negara.
Di situ, Nahdlatul Ulama diminta untuk berpartisipasi. Karena banyak hal yang sebetulnya dari program pemerintah ini, terkait atau relevan dengan masalah pertahanan negara. MBG ini sebetulnya juga terkait dengan pertahanan negara, karena kalau anak-anaknya ini gizinya tidak baik, mereka tidak akan punya cukup kekuatan untuk bertahan apabila ada ancaman terhadap negara.
Ada berbagai macam program dari Kementerian Pertahanan yang juga akan disambungkan dengan Nahdlatul Ulama. Saya bakal menyampaikan kepada beliau bahwa semua yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama ini, sesungguhnya relevan dengan masalah ketahanan nasional.
Mengapa? Karena warga NU yang sudah begini besar jumlahnya. NU ini sudah separuh dari populasi Indonesia. Lebih separuhnya itu mengaku NU. Kalau lebih separu ini ada apa-apa, berarti negaranya ada apa-apa. Maka harus dijamin bahwa separuh dari Indonesia ini harus sungguh-sungguh bisa dijaga kesentosaannya, dikembangkan kesejahteraannya, ditingkatkan kapasitas dan kekuatan lahir batinnya untuk bersama-sama ikut mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Selain itu, karena menjadi bagian dari madzhab para muassis ini adalah bahwa apa pun yang terjadi, di tengah tantangan apa pun, di tengah gejolak apa pun, NKRI harus terus tegak berdiri.
NU Istiqomah
Nahdlatul Ulama harus istiqomah dalam posisi itu, berapa pun harga pengorbanan yang harus diberikan. Nahdlatul Ulama siap berkorban apa pun demi terus tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semoga jalinan kerjasama dengan berbagai kementerian dan lembaga pemerintah melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU), termasuk yang berkaitan dengan pelaksanaan MBG bisa terimplementasi maksimal dan sesuai target, salah satunya adalah target dari Badan Gizi Nasional (BGN) yang ingin menjangkau sekitar 1.000 titik lokasi.
Sungguh ini pekerjaan besar sekali buat NU sehingga kami perlu koordinasi yang lebih intensif, kolaborasi lebih intensif. Ada banyak hal yang lain yang juga merupakan kerjasama NU dengan pemerintah.
Selain itu, NU kini tengah menggarap sejumlah program lain bersama pemerintah. Semua perkembangan itu ia laporkan langsung kepada Prabowo dalam pertemuan tersebut. Dan Beliau (Prabowo) sangat, bahkan mendorong, supaya NU lebih kuat dalam mempererat kerja sama dengan pemerintah dan dalam melaksanakan berbagai macam program strategis dari pemerintah.
Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada Satgas Akselerasi SPPG di lingkungan NU. Yang 1.000 titik itu sudah selesai hitung-hitungannya dengan BGN, Insyaallah, bisa kita capai. Sekarang saja, yang 13 titik ini baru Indonesia bagian barat dari Medan sampai Kudus yang kita resmikan hari ini.
Akan tetapi sebetulnya, sekarang ini juga sudah siap untuk Indonesia bagian Timur, saya juga belum tahu jumlahnya, mungkin sekitar beberapa belas lagi yang dalam waktu dekat akan kita resmikan juga di Jember, Insyaallah.
Ada banyak juga yang sudah beroperasi sejak beberapa bulan terakhir ini, termasuk salah satunya di tempat Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat Kiai Abun Bunyamin. Di sini ada satu dapur yang beroperasi dan ada satu dapur baru yang sudah selesai terverifikasi. Sehingga sebentar lagi akan dioperasikan.
Jadi, ini menunjukkan bahwa memang sejak pemerintah mulai menjalankan program Makan Bergizi Gratis, Nahdlatul Ulama melalui Pengurus Besar Nahdlatul Ulama beserta jajaran kepengurusan NU di seluruh Indonesia tidak menunggu-nunggu apa pun untuk segera berpartisipasi didalam program ini.
Mudah-mudahan semua ini sungguh dapat berjalan dengan baik dan manfaat maslahatnya, dan sungguh-sungguh bisa dirasakan oleh rakyat, barokahnya untuk kita semua, dan untuk bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Terima kasih.
(Pidato Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat peresmian dapur program MBG di Ponpes Mualimin Mualimat Babakan Ciwaringin, Cirebon, Sabtu, 2 Agustus 2025).