Ketum GP Ansor Instruksikan Ansor dan Banser Kawal Pemulihan Ponpes Al Khoziny

0

RISALAH NU ONLINE, SIDOARJO — Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, H. Addin Jauharudin, menginstruksikan seluruh kader Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk mengawal proses pemulihan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, pasca musibah yang menelan korban jiwa. Ia menegaskan, pondok pesantren dan keluarga korban tidak akan dibiarkan berjuang sendiri.

“Pondok pesantren dan keluarga korban tidak sendirian. Sahabat Ansor dan Banser akan selalu membersamai,” tegasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (7/10/2025).

Addin menyoroti perjuangan para relawan dan anggota Banser yang terlibat dalam proses evakuasi korban.

“Proses evakuasi ini bukan tugas yang ringan. Meskipun tidak dilengkapi kemampuan teknis kebencanaan, tapi keberanian dan keyakinan mereka melampaui kemampuannya. Bahkan mereka bekerja sif-sifan selama 24 jam selama delapan hari,” jelas Addin.

Addin juga mengingatkan seluruh pihak untuk tetap menjaga ketenangan dan tidak memperkeruh suasana dengan informasi yang menyesatkan.

“Kita harus berjabat tangan erat, tidak boleh gaduh. Ini adalah musibah, jalan terbaik yang Allah berikan kepada kita,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Addin hadir langsung bersama sejumlah pimpinan GP Ansor lainnya dalam acara tahlilan, yasinan, dan doa bersama di lingkungan Pondok Pesantren Al Khoziny, Senin (6/10/2025) malam. Ia menyampaikan belasungkawa dan rasa duka yang mendalam atas musibah yang menimpa Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

“Saya sebagai khodimul Ansor, pelayan organisasi, dan seluruh jajaran Pimpinan Pusat menyampaikan belasungkawa dan luka yang mendalam buat para santri dan juga pihak keluarga yang berduka, tentu juga keluarga besar pondok pesantren,” ujar Addin.

Ia berharap, para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.

“Mudah-mudahan bagi yang meninggal dunia, Allah berikan tempat mulia beserta keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran,” tambahnya.

Addin menggambarkan musibah ini sebagai perjalanan takdir yang tak bisa diduga oleh manusia. Karena itu, menurutnya, hal terbaik yang bisa dilakukan saat ini adalah memperkuat doa dan kebersamaan.

Ia pun mengingatkan, Pondok Pesantren Al Khoziny memiliki sejarah panjang dalam melahirkan para ulama besar, seperti KH. Hasyim Asy’ari dan KH. As’ad Syamsul Arifin. Karena itu, kehormatan pesantren harus dijaga dari serangan opini negatif.

“Di tengah beragam informasi yang sumir, jihad sosial media sahabat-sahabat diperlukan untuk menyebarkan kabar positif. Ini adalah musibah, tidak ada yang menginginkannya. Mari sebarkan informasi yang benar agar para kiai dan pesantren tidak menjadi sasaran suara sumbang,” pungkas Addin.

(Anisa)

Leave A Reply

Your email address will not be published.