KHUTBAH JUMAT: KORELASI ANTARA SHALAT SEBAGAI IBADAH VERTIKAL DENGAN INFAK SEBAGAI IBADAH HORIZONTAL

0

Dr. KH. Zakky Mubarak, MA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أمَّا بَعْدُ. فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: قُل لِّعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُنفِقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ يَوۡمٞ لَّا بَيۡعٞ فِيهِ وَلَا خِلَٰلٌ . قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الصَّلاةُ عِمادُ الدِّينِ، مَنْ أقَامَها فَقدْ أقَامَ الدِّينَ، وَمنْ هَدمَها فَقَد هَدَمَ الدِّينَ.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Kaum muslimin diperintahkan agar mengerjakan berbagai macam aktivitas yang terpuji, yang akan mengantarkan umat manusia pada kebahagiaan lahir dan batin dan kehidupan yang abadi di akhirat. Aktivitas-aktivitas yang terpuji dan mendatangkan kebahagiaan, terdiri dari (1) mendirikan shalat dengan segala syarat dan rukunnya, dengan sunnah-sunnahnya secara baik. Shalat itu diarahkan agar berdampak pada perilaku mereka yang mengerjakannya, sehingga menjadi orang baik dan terpuji dan dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar. Shalat merupakan tiang agama, karena itu bagi mereka yang melaksanakannya dengan baik, sesuai dengan ketentuan di atas, maka termasuk orang-orang yang menegakkan agama. Sebaliknya, mereka yang meninggalkan shalat tergolong sebagai orang-orang yang menghancurkan agama.

الصَّلاةُ عِمادُ الدِّينِ، مَنْ أقَامَها فَقدْ أقَامَ الدِّينَ، وَمنْ هَدمَها فَقَد هَدَمَ الدِّينَ

Shalat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkannya, maka sungguh ia telah menegakkan agama. Dan barang siapa merobohkannya, maka sungguh ia telah merobohkan agama. (HR. Baihaqi, 304).

Setiap orang yang melaksanakan shalat dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, akan menjadi seseorang yang bersih mental dan fisiknya. Karena shalat itu dapat mencegah pelakunya dari perbuatan keji, perbuatan mungkar, dan perbuatan tercela lainnya. Shalat juga merupakan bagian dari zikir yang luhur, zikir seorang hamba kepada Tuhannya.

ٱتۡلُ مَآ أُوحِيَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut, 29:45).

Perintah menegakkan shalat dilanjutkan dengan perintah menginfakkan sebagian rizki yang telah diperolehnya, baik secara terang-terangan, maupun secara tersembunyi. Infak merupakan bagian dari gaya hidup seorang muslim dalam menegakkan persaudaraan dan kasih sayang di antara sesama umat manusia. Yang kaya dan kuat mengasihi yang miskin dan lemah, sedangkan yang miskin dan lemah menghormati yang kaya dan kuat. Itulah wujud dari kehidupan masyarakat islami, yang menjadi dambaan bagi semua umat manusia.

قَدۡ أَفۡلَحَ مَن تَزَكَّىٰ وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ

Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat. (QS. Al-A’la, 87:14-15).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Demikian urgennya ibadah shalat yang harus dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim, sehingga ia merupakan amal yang pertama kali di hisab pada hari kiamat. Apabila shalatnya sempurna, dan berdampak pada perilakunya sehari-hari baik, maka baiklah amal dan ibadah yang lainnya. Apabila shalatnya buruk maka rusaklah semua amal perbuatannya.

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ

 

Pada hari kiamat pertama kali yang akan Allah hisab atas amalan seorang hamba adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka ia akan beruntung dan selamat, jika shalatnya rusak maka ia akan rugi dan tidak beruntung. (HR. Tirmidzi, 378).

Setiap orang muslim yang mendirikan shalat dengan baik akan menjadi pewaris syurga firdaus di akhirat. Yaitu mereka yang memelihara dan menjaga shalatnya dengan baik dan melakukan shalat daim, yaitu shalat yang terus menerus, artinya tidak pernah melalaikannya. Di samping hal tersebut, misi shalat itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan jalan selalu mendekatkan diri kepada Allah s.w.t..

وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمۡ يُحَافِظُونَ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡوَٰرِثُونَ ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلۡفِرۡدَوۡسَ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Mukminun, 23:09-11).

Setiap orang mukmin diarahkan agar menginfakkan hartanya yang telah dikaruniakan oleh Allah sebagai rasa syukur dan keinsyafan yang tinggi. Infak terdiri dari dua bagian, yaitu infak wajib yang disebut zakat dan infak sunnah. Infak sunnah terdiri dari sedekah, hadiah, hibah, dan wasiat. Menginfakkan harta harus dilakukan secepat mungkin selagi masih ada kesempatan, jangan menangguhkannya sampai kesempatan itu hilang baik karena datangnya hari kiamat ataupun datangnya kematian. Karena pada saat hari kiamat ataupun hari kematiaan seseorang tidak diterima lagi tebusan, infak dan sedekahnya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ يَوۡمٞ لَّا بَيۡعٞ فِيهِ وَلَا خُلَّةٞ وَلَا شَفَٰعَةٞۗ وَٱلۡكَٰفِرُونَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah, 02:254).

Kaum Muslimin yang kami muliakan

Manusia yang sukses dalam kehidupan dunia dan akhirat adalah mereka yang mengerjakan amal shaleh, gemar bersedekah yang memiliki hati yang suci, serta menerima segala takdir yang ditetapkan Allah s.w.t..

يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (QS. Al-Syuara’, 26;88-89).

Orang-orang yang enggan menafkahkan hartanya di jalan Allah merupakan perwujudan dari pribadi-pribadi yang ingkar kepada para nabi, kafir terhadap Allah, dan merupakan pencerminan dari sikap ingkar mereka terhadap rahmat Allah. mereka sering mengatakan bahwa semua yang diperoleh itu adalah karena kepandaian dirinya dan semata-mata karena usahanya.

قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلۡمٍ عِندِيٓۚ أَوَ لَمۡ يَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَهۡلَكَ مِن مِن قَبۡلِهِۦ مِنَ ٱلۡقُرُونِ مَنۡ هُوَ أَشَدُّ مِنۡهُ قُوَّةٗ وَأَكۡثَرُ جَمۡعٗاۚ وَلَا يُسۡأَلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلۡمُجۡرِمُونَ

Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (QS. Al-Qashash 28:78).

Setiap pribadi muslim, harus menyadari bahwa sesungguhnya harta itu merupakan titipan Allah yang dianugerahkan kepada seseorang. Ia diharapkan dapat melaksanakan tugasnya sebagai seseorang yang memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Karena itu, harta yang dimilikinya harus diinfakkan sesuai dengan ajaran agama.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلَهُ, أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. اَللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمْسُلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ اَللّهُمَّ أَصْلِحِ الرُعَاةَ وَالرَّعِيَّةَ وَاجْعَلْ إِنْدُوْنِيْسِيَّا وَدِيَارَ الْمُسْلِمِيْنَ آمِنَةً رَخِيَّةً رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فىِ السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَجَانِبُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.