Tiga Keputusan Silaturahim Ulama Sepuh NU Soal Status Ketua Umum PBNU

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Asrori, mengungkapkan tiga poin kesepakatan dalam silaturahim para ulama sepuh yang diikuti kurang lebih 60 ulama, baik secara luring di PBNU maupun melalui Zoom.

Poin pertama, para ulama sepakat akan diselenggarakan silaturahim yang lebih besar antara para kiai, yang rencananya digelar di Pondok Pesantren Lirboyo.

“Semua mengusulkan agar ada silaturahim yang lebih besar di antara para alim dan para kiai dalam rangka islahu dzatil bain (mendamaikan yang sedang berselisih),” kata Kiai Said, Ahad (23/11/25) malam.

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menambahkan bahwa NU masih memiliki otoritas moral yang sangat kuat di kalangan para kiai sepuh, seperti Kiai Nurul Huda Djazuli dari Ploso, Kiai Anwar Mansur dari Lirboyo, Buya Muhtadi Dimyathi dari Banten, dan lainnya. Karena itu, para kiai yang hadir bersepakat untuk segera menggelar pertemuan besar tersebut.

Poin kedua, para ulama sepakat bahwa kepengurusan PBNU harus diselesaikan sampai akhir periode, yang tersisa sekitar satu tahun lagi.
“Semuanya, tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri. Semua sepakat begitu,” tegas Kiai Said.

Poin ketiga, para ulama menyerukan agar semua pihak melakukan tafakur demi kebaikan bersama, baik untuk masyarakat, warga PBNU, maupun bangsa Indonesia.

“Bersama-sama bertafakur, bermujahadah, selalu memohon pertolongan demi kebaikan semuanya di antara kita. Itu yang paling pokok,” ujar Kiai Said.

Beliau kembali menegaskan, “Sekali lagi, tidak ada pengunduran dan tidak ada pemaksaan pengunduran diri.”

Gus Yahya juga menambahkan bahwa ulama-ulama NU tidak ada pihak yang memihak. “Semuanya ini adalah komunitas kiai ini semuanya adalah komunitas yang tunggal sebetulnya dari para kiai ini, tidak ada pihak memihak,” terangnya.

(Anisa)

Leave A Reply

Your email address will not be published.