Kiai-kiai Sakti

0

Dalam buku sejarah cerita ini tak akan pernah muncul. Memang ini sebenarnya adalah soal karamah atau keramat yang banyak dimiliki banyak kiai dan wali. Yang tertulis, kita berhasil melawan penjajah hanya dengan bambu runcing. 

Kiai Abbas Buntet Cirebon, misalnya, dikenal sebagai kiai yang bisa menjatuhkan pesawat Sekutu pada saat pertempuran Surabaya tahun 1945 hanya dengan melempar tasbih.  Kiai Abbas dijuluki  “Singa dari Jawa Barat” oleh KH Hasyim Asy’ari.

Julukan itu tersemat sebagai kiasan bahwa Kiai Abbas  membangun “Laskar Asybal” (jamak dari Syiblun yang berarti anak singa), yang berangggotakan banyak anak-anak pemberani yang siap sedia melakukan perlawanan terhadap penjajah.

Di samping itu, keberaniannya juga tersemat di banyak hal, seperti membangun Madrasah Abnaul Wathon tahun 1928 dengan sistem modern melibatkan ilmu-umum.

Begitu juga Kiai Sufyan Tsauri dari Cigaru, Majenang, Jawa Tengah, tudingan telunjuknya mampu merontokkan pesawat terbang Jepang yang menyerang wilayah itu.

Pertempuran Surabaya November tahun 1945 yang dipicu Fatwa Resolusi Jihad Kiai Hasyim itu, sangat banyak kiai memperlihatkan keramat dan kesaktiannya. Bambu Runcing bisa berubah menjadi senjata api yang mengeluarkan letusan yang mematikan. Ada kiai yang menabut pasir di seputar jalan yang kamudian sekutu tak mampu menembus masuk jalan dan wilayah itu.

Begitu juga dengan Kiai Sholihin, santri Mbah Hasyim Asy’ari asal Cirebon yang berhasil membunuh  Jenderal Mallaby hanya dengan dengan menunjukkan dua jari ke arahnya, seolah menembak.

Kiai Solihin bin Kiai Muhammad Amin (Madamin) adalah santri Tebuireng yang lahir  tahun 1912 di Cirebon Jawa Barat. Ia dari keluarga Pesantren Babakan Ciwaringin yang memiliki trah ke Sunan Gunung Jati. Ia tercatat sebagai satu-satunya santri yang mendampingi KH Hasyim Asy’ari saat dipenjara tentara Jepang tahun 1943. Kiai Hasyim dipenjara Jepang karena menolak Seikere (hormat ke arah matahari terbit di arah timur). Bahkan sebelum Kiai Hasyim dipenjara, muridnya yang juga Ketua PBNU waktu itu, KH Mahfudz Sidiq ditahan dan disiksa Jepang. Konon dari siksaan ini Kiai Mahfudz tak berusia panjang.

Ketika Kiai Hasyim dijemput paksa tentara Jepang dengan truk menuju Surabaya, para santri yang berusaha menghentikannya truk itu dihalangi barisan tentara Jepang. Tapi, santri Sholihin berhasil melepaskan diri dan bisa menyusul truk Jepang yang melaju kencang. Dengan cepat dan tangkas ia bisa melompat ke atas truk yang membawa paksa guru yang dicintainya.

Santri Sholihin memaksa untuk ikut menampingi gurunya biarpun dalam penjara. Kapan lagi ia bisa dekat sang guru. Semula Jepang menolak, tapi atas jaminan Kiai Hasyim, Jepang menerima. Santrinya tak akan melakukan sesuatu yang membahayakan. Ia hanya ingin mengabdi kepada sang guru.

BACA JUGA

Selama empat bulan Sholihin setia dan bahagia bisa mendampingi sang guru yang tak pernah lepas bibirnya dengan wirid itu. Sholihin dengan penuh takdzim melayani segala kebutuhan gurunya, setidaknya menemani salat berjemaah.

 

Kebetulan ruangan penjara Kiai Hasyim sempit dan berdekatan dengan teras sehingga ketika hujan air tampias masuk ke ruangan itu. Sholihin selalu mengepel ruang penjara tersebut, bahkan sampai mengelap telapak kaki sang guru agar tidak basah dan kedinginan.

Pada masa penjajahan Jepang itu, Santri Sholihin di berikan amanat sebagai Lurah di Pesantren Tebu Ireng. Ia menjalankan amanat tersebut dengan mengatur dan melaporkan segala rutinitas Pesantren pada Kiai Hasyim, walaupun ketika itu teror dan ancaman sering muncul. Ia termasuk santri yang berani. Apalagi ia juga dibekali berbagai ilmu lahir batin dari orang tuanya yang notabene seorang ulama terkenal di Cirebon.

Sholihin tampil gagah berani ketika ia hendak membebaskan temannya yang bernama Mas Dawam yang digantung Jepang di kota Jombang. Kiai Hasyim meminta Sholihin mengambil jasad Mas Dawam untuk dimakamkan. Kiai Hasyim tidak ingin jasad Mas Dawam dipamerkan sebagai tontonan di Alun-alun kota Jombang.

Sholihin tunduk perintah kiai. Perintah Kiai dijalaninya. Hadratussyaikh membekali Sholihin dengan sepucuk pistol milik Kiai Abdul Khaliq Hasyim, salah satu putra sang guru.

Sebelum mengambil jasad itu, Sholihin masuk ke sebuah mushala tak jauh dari lokasi kota. Ia melaksanakan salat sunnah dua rekaat, dengan dilanjutkan membaca wiridan yang telah diterima dari orang tuanya, Hizib Nashar (Imam Syadzili), Hizib Nawawi (Imam Nawawi), Hizib Bahar (Imam Syadzili) dan ditutup dengan Aji Penakluk – berbahasa Cirebon.

Menjelang Maghrib, ia bersama beberapa teman-teman santri mulai bergerak menuju alun-alun yang dijaga ketat Heiho. Tiba di dekat lokasi ia berdiri yang mengangkat pistol dan menembakkan keatas. Subhanallah, suara pistol kecil itu menggegelegar menjadi suara meriam. Sontak, tantara Jepang lari terbirit-birit meninggalkan lokasi dan senjata. Jasad Mas Dawam dengan mudah diselamatkan dan dibawa ke pesantren. Senjata yang ditinggalkan Nippon diambil para santri.

 

Dua Jari

Ketika Resolusi Jihad dikumandangkan, Sholihin paling depan mengawal pasukan santri. Setelah izin Kiai Hasyim, ia melangkah ke Surabaya bersama pasukan santri yang lain. Senjata sitaan dari Jepang dipergunakan. Menurut cerita banyak orang, Sholihin pula lah yang membunuh Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby (Aubertin Mallaby), komandan Brigade 49 Inggris,  di Surabaya. Ia tewas dengan kedua jari (jari telunjuk dan jari tengah) Sholihin mengarah tenggorokan Sang Jenderal yang berusia 46 tahun itu.

Hubungan keulamaan antara Cirebon dan Jombang memang sangat dekat. Keluarga Sholihin juga tercatat banyak belajar ke Jombang. Ia juga masih memiliki hubungan dekat Kiai Idris Kamali, menantu Hadratus Syaikh.

Kiai Solihin adalah anak tertua Kiai Muhammad Amin. Ia wafat tanggal 17 Agustus 1968 dan dimakamkan di kompleks pemakaman Kiai Abdul Hannan di Babakan Ciwaringin Cirebon. Pada saat dimakamkan tak sedikit keluarga Hadratussyaikh yang hadir dan ikut mendoakan langsung. Saat itu Kiai Sholihin mendapat gelar:  “Shahibussijni Syekh Hasyim Asy’ari” atau teman sepenjara Kiai Hasyim. (*)

Leave A Reply

Your email address will not be published.