RISALAH NU-ONLINE, JAKARTA – Dini hari yang sunyi di Gaza tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk. Dentuman ledakan mengguncang Rumah Sakit Baptis Al-Ahli ketika pesawat Israel menjatuhkan rudalnya pada Ahad (13/4/2025). Serangan brutal itu menghancurkan bagian vital rumah sakit, termasuk ruang gawat darurat dan apotek, sementara puluhan pasien kritis terpaksa dievakuasi dalam kepanikan.
“Situasinya kacau balau. Kami harus membawa keluar pasien yang sedang sekarat di tengah ancaman serangan berikutnya,” ujar seorang petugas medis dengan suara bergetar. Evakuasi dilakukan terburu-buru setelah peringatan singkat dari pihak Israel. Namun, seorang anak dilaporkan tewas karena tidak sempat mendapat pertolongan sebagaimana melansir The Guardian.
Mengutip Aljazeera, Tentara Israel mengklaim rumah sakit itu digunakan sebagai markas Hamas, tapi tidak satu pun bukti diserahkan untuk membenarkan serangan tersebut. Padahal, Al-Ahli—rumah sakit bersejarah yang dikelola gereja sejak 1882—adalah salah satu dari sedikit tempat perlindungan terakhir bagi warga Gaza yang terluka.
Ironisnya, serangan ini terjadi di Minggu Palma, hari suci bagi umat Kristiani. Gereja Episkopal Yerusalem menyatakan kemarahan mereka, mengecam tindakan Israel yang dinilai tidak hanya melanggar hukum perang, tetapi juga melecehkan nilai-nilai kemanusiaan.
Ini bukan kali pertama Israel menyerang fasilitas kesehatan. Sejak perang Oktober 2023, sedikitnya 36 rumah sakit di Gaza telah dibom, termasuk RS Indonesia dan Al-Shifa. Kini, dengan hancurnya RS Al-Ahli, warga Gaza semakin kehilangan akses terhadap layanan medis darurat di tengah gempuran yang tak kunjung usai.
Ekalavya