RISALAH NU ONLINE, VATIKAN – Suasana haru dan sukacita menyelimuti Lapangan Santo Petrus ketika asap putih membubung dari cerobong Kapel Sistina, Kamis (8/5/2025) sore. Dentang lonceng yang mengiringinya menandakan berakhirnya proses Konklaf dengan terpilihnya Paus baru hanya dalam tiga putaran pemungutan suara.
Kardinal Robert Francis Prevost, uskup Chiclayo Peru, asal Amerika Serikat, resmi menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik dengan nama Paus Leo XIV. Ia menjadi paus asal Amerika Serikat pertama dan kedua yang berasal dari benua Amerika setelah pendahulunya Paus Fransiskus dari Buenos Aires, Argentina (Amerika Latin).
Pada usia 69 tahun, ia menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025. Momen bersejarah ini pun disambut sorak gembira ribuan umat yang telah menanti di depan Basilika Santo Petrus.
Proses pemilihan kali ini tergolong cepat dibandingkan Konklaf sebelumnya pada tahun 2013. Paus Fransiskus dulu terpilih setelah lima putaran suara, sementara Paus Leo XIV meraih dukungan mayoritas hanya dalam tiga tahap. Setelah asap putih muncul, kardinal protodikon mengumumkan kabar gembira tersebut dengan seruan tradisional “Habemus Papam” (Kita memiliki Paus).
Tak lama kemudian, sang Paus baru muncul di balkon Basilika untuk pertama kalinya. Dengan penuh kerendahan hati, ia memberikan berkat Urbi et Orbi kepada seluruh umat Katolik dunia.
Menurut The New York Times, Paus Leo XIV dikenal sebagai figur yang seimbang—mengusung nilai inklusivitas almarhum Paus Fransiskus sekaligus mempertahankan prinsip konservatif gereja.
Konklaf ke-76 ini mencatat sejarah dengan jumlah kardinal elektor terbanyak, yakni 133 orang. Untuk terpilih, seorang kandidat harus meraih minimal 89 suara (dua pertiga total suara). Sebelum pemungutan dimulai, seluruh kardinal telah bersumpah menjaga kerahasiaan proses Konklaf sesuai tradisi apostolik.
Kini, Gereja Katolik memasuki babak baru di bawah kepemimpinan Paus Leo XIV, dengan harapan dapat membawa perdamaian dan persatuan bagi umat di seluruh dunia.
Ekalavya