RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Rais ‘Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar menegaskan pentingnya peran kaum intelektual dalam menghadapi tantangan zaman. Beliau menyampaikan bahwa di era yang semakin sulit membedakan antara kebenaran dan kebatilan, dibutuhkan kehadiran orang-orang berilmu yang mampu menjaga arah perjuangan. Sehingga ISNU dinilai memiliki peran strategis sebagai wadah bagi para sarjana untuk terus berkhidmat bagi umat dan Nahdlatul Ulama.
“Semoga ISNU bisa melaksanakan amanah yang sangat luar biasa ini. Tidak segan dan tidak kenal lelah dalam berkhidmat sehingga NU bisa terus semakin dikenal dan dicintai,” harap Kiai Miftach usai melantik PP ISNU di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (31/07/25).
Kiai Miftach menegaskan bahwa ISNU merupakan dapur strategis NU dalam meramu dan menggodok gagasan-gagasan besar untuk kemaslahatan umat dan masa depan organisasi. “ISNU adalah dapur Nahdlatul Ulama. Tempat meramu, menggodok, dan menyiapkan semuanya demi kepentingan NU ke depan. Dan itu sekarang berada di pundak para pimpinan ISNU,” ujar KH Miftach.
Selain bangga, Rais Aam juga mengapresiasi lantaran kepengurusan ISNU banyak dihuni para tokoh intelektual yang mumpuni. Seperti kalangan profesor yang asli, ori. Ia pun menekankan bahwa baiat bukanlah formalitas semata, melainkan ikrar jihad intelektual yang sarat makna.
“Baiat ini adalah inisiasi spiritual, komitmen dari kelompok atau pribadi yang sungguh-sungguh ingin berjuang. Sekaligus sop terapi untuk menguatkan diri dalam melangkah dan menjalankan program,” ungkapnya.
Baiat yang dibacakan mencakup komitmen menjaga Pancasila dan UUD 1945, menegakkan akidah Ahlussunnah wal Jamaah, mematuhi AD/ART NU, serta mengabdi sepenuhnya untuk kemaslahatan umat, bangsa, dan negara. “Jangan anggap kecil prosesi baiat ini. Walaupun simbolik, ini sah menjadi tanda bahwa Anda adalah pengurus sah ISNU. Semoga Allah beri kekuatan dan semangat untuk terus maju dan memberi pencerahan,” tutupnya. (Anisa).