Pondok Pesantren Tahfizhul Quran Al-Imam Ashim Makassar: Menyemai Santri Berprestasi Tinggi

0

Berperawakan sedang, tutur katanya lembut, serasa nyaman bagi pendengar saat ia melantunkan ayat-ayat, tadarus al-Quran bil hifzh. Beliau adalah KH Syam Amir Yunus, pengasuh Pondok Pesantren Tahfizhul Quran Al-Imam Al-‘Ashim Makassar. 

KH Syam Amir Yunus merintis pesantren dengan nama Al-Imam ‘Ashim –salah satu Imam dalam disiplin qiraat– ini sejak tahun 1998. Bermula dari kegiatan pengajian Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang santrinya merupakan warga sekitar di Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Setahun setelahnya, pada 1999, KH. Syam Amir yang merupakan alumni Madrasatul Quran (MQ) Jombang ini bertekad membuka pondok pesantren tahfizh al-Quran. Tekad tersebut terwujud berkat ada beberapa santri dari MQ Jombang yang ikut meneruskan ngaji ke KH Syam Amir. seiring waktu, jumlah santri kian bertambah.

Pondok Pesantren Tahfizhul Quran Al-Imam Ashim terus menampakkan hasil yang menggembirakan. Beberapa santri meraih prestasi, khususnya cabang hifzh al-Quran pada MTQ/MHQ dari tingkat provinsi, nasional, dan internasional.

Prestasi tersebut menambah antusias masyarakat untuk “mondok” di pesantren ini. Pada tahun 2010 jumlah santri semakin besar sehingga tidak tertampung lagi di kampus I Tidung Mariolo. Hal ini mendorong KH Syam Amir membuka kampus II di atas tanah wakaf orang tua, KH Yunus Ahmad, yang berlokasi di Tamangapa, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala.

 

Semangat mengembangkan pesantren semakin kuat berkat dorongan dari para tokoh. Menurut Ustadz Jayadi, setidaknya ada tiga tokoh penting. Pertama, KH Yunus Ahmad, orang tua KH Syam Amir, dukungan materi dan immateri tidak terhitung dalam membangun dan memajukan pesantren. Kedua, Ir. H. La Tinro La Tunrung, anggota DPR RI. Berperan besar dalam mewujudkan sarana dan prasarana pesantren. Dan ketiga, Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad.

Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, guru dari KH Syam Amir, dan penasehat Pesantren Tahfizhul Quran Al-Imam Ashim. Kehadiran KH Ahsin Sakho Muhammad memberikan pengakuan secara resmi (legalitas formal) atas sanad hafalan al-Quran pengasuh Pondok Pesantren Tahfizhul Quran Al Imam Ashim. Hal ini dikarenakan Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, memiliki sanad qiraat muttashil (bersambung) sampai kepada Rasulullah Saw. Sanad ini beliau peroleh dari para guru besar qiraat saat belajar di Fakultas Kulliyatul-Quran wa Dirasah Islamiyyah di Al-Jami’ah al-Islamiyyah, Madinah. Di perguruan tinggi tersebut, KH Ahsin Sakho Muhammad menempuh pendidikan dari S1 hingga S3 dengan konsentrasi Tafsir dan Ulum al-Quran, dan meraih gelar doktor pada tahun 1989 dengan predikat summa cum laude (mumtaz syaraful ‘ula).

Selain itu, dukungan dari berbagai pihak turut membantu mewujudkan sarana dan prasarana pesantren, sehingga program kegiatan dan pembelajaran pondok pesantren dapat berjalan dengan baik.

Hal ini terlihat misalnya pada tahun 2012 di kampus 2, pondok pesantren membuka lembaga pendidikan formal berupa Madrasah Tsanawiyah Tahfizhul Quran. Diharapkan, santri tidak hanya menghafal semata, tetapi juga dibekali ilmu-ilmu lainnya. Selanjutnya, Madrasah Aliyah Tahfizhul Quran, sebagai lanjutan pendidikan formal, dibuka pada tahun 2015.

Tenaga pengajar, musyrif dan badal tahfizh, adalah para alumni pondok pesantren ternama di Jawa yang memiliki prestasi tingkat nasional dan internasional. Tidak jarang, diantara mereka mendapat undangan sebagai peserta maupun narasumber dalam kegiatan-kegiatan ke-al-Quran-an.

Program unggulan Pondok Pesantren Al-Imam Ashim adalah Simaan Al-Quran, dan menjadi kewajiban bagi setiap santri. Beberapa kegiatan tambahan diantaranya pelajaran kitab kuning, latihan pidato dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Pembelajaran qiraat sab’ah yang dibimbing langsung oleh pengasuh, dikhususkan bagi para santri yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz. Program kegiatan pembelajaran ini sangat membantu para santri dalam melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Musabaqah Hifzhil Quran (MHQ) internal pesantren, menjadi program rutin. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai evaluasi kualitas hafalan santri. Selain itu, juga aktif sebagai peserta pada MHQ eksternal, baik antar pesantren atau tingkat kewilayahan (kelurahan, kecamatan, hingga internasional). Tujuannya adalah sebagai upaya membangun silaturahim antar pesantren dan antar pelajar/santri dan para pihak yang konsentrasi pada pembelajaran al-Quran.

Yang juga menjadi agenda pesantren adalah santri secara bergiliran mendapatkan tugas imam tarawih selama Ramadlan, baik di masjid-masjid besar di Makassar dan sekitarnya, ada pula menjadi imam di daerah asalnya. Kegiatan ini menjadikan pondok pesantren Al Imam Ashim semakin dikenal masyarakat.

Pesantren Al-Imam Ashim sering mendaptkan kunjungan para tokoh. Baik tokoh agama, pengusaha, maupun tokoh dariunsur pemerintah. Biasanya mereka hadir sewaktu gelaran kegiatan pondok pesantren. Misalnya pada wisuda santri 30 juz, yang saat ini juga menjadi program tahunan.

Pondok pesantren Al-Imam Ashim juga mendapat kepercayaan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk menjadi pusat karantina tahfizh dan pelatihan perhakiman dan seminar-seminar yang bertemakan al-Quran. Hal ini berdampak baik pada citra pondok pesantren.

Meningkatnya minat penghafal al-Quran pada kaum wanita, mendorong pengurus pesantren menghadirkan sarana pendidikan khusus wanita. Pada tahun 2016 kampus III untuk putri telah hadir di bilangan Skarda. Pondok Tahfizh Putri mulai dibuka terbatas, hanya menampung 30 santri. Selanjutnya, pembangunan kampus IV Pondok Pesantren Puteri Tahfizhul Quran Al-Imam Ashim di kabupaten Gowa.

Fasilitas pondok pesantren diantaranya mini market “Ashim Mart”. Kemudian security dan petugas cleaning service, memberikan layanan keamanan dan menjadikan lingkungan yang bersih. Pondok pesantren juga memiliki klinik untuk layanan kesehatan, bekerja sama dengan Medicshare, yaitu organisasi layanan sosial dibidang kesehatan yang terdiri dari tenaga-tenaga medis dengan peralatan memadai dan siap bertugas 24 jam.

 

 

Prestasi

 

 

Pondok Pesantren Tahfizh al-Quran Al-Imam Ashim Makassar menorehkan ragam prestasi dalam MTQ dan MHQ. Berikut ini adalah diantara santri dan musyrif yang berprestasi: Hisbullah Huda (Harapan 2 Tafsir Bhs Indonesia MTQ Nasional Bengkulu 2004), Husein Nasir (Juara 3 Tahfizh 20 Juz MTQ Internasional Iran 2001), Sadli Mustafa (Delegasi Indonesia pada MHQ Internasional Tahfiz 30 Juz di Cairo, Mesir 2005), dan Agung Hayat (Juara 3 Tahfizh 30 Juz MTQ Internasinal di rusia, 2023).

Prestasi lainnya dicapai oleh Jabal Nur (Juara 1 Tahfizh 20 Juz MTQ Provinsi Sulawesi Selatan 2019), Zulfi Zain Al-Faruq (Juara 3 Tahfizh 20 STQ Nasional 2021), Muh. Muharram (Juara 2 Tahfizh 20 Juz MTQ Provinsi Sulsel 2018), Sabilil Haq (Juara 2 Tahfizh 30 Juz MHQ Kedutaan Arab Saudi), dan Muh. Fahmi Huwaidy Makky (Juara 3 Tahfizh 30 Juz MTQ Sulsel 2020).

Masih banyak lagi para musyrif dan santri berprestasi di MTQ tingat Kab/Kota, Provinsi, Nasional, dan Internasional. Mereka diantaranya M. Ihsan Mubaraq, M. faisal, A. Muhajir, Syuaib, Muhajir Amri, Nawar Farid, Hasrullah, Burhanuddin, M. Adnan Fawwaaz, Muwahhidul Umam Sulaeman, Nur Amin Nurdin, M. Kamrullah K, Darwis, M. Safril Mude, Zaenal, Bahrul Ngulum, M. Syarif Dzulfahmi, A. Mutawalli, M. Syukran, Hilya, M. Akbar B, A. Mundzir Mujaddid.

Terbaru, di tahun 2022 pada gelaran MTQ Sulawesi Selatan, tercatat prestasi sejumlah santri, pembina, dan alumni PPTQ Al-Imam Ashim. Mereka adalah: Alam Mubaraq, Juara I (Tilawah anak2 PA), Agung, Juara I (Murattal Qiraat Remaja PA), Raihan Adiputra, Juara I (20 Juz PA), Nur Fadillah, Juara I (20 Juz PI), Ihsan Mubaraq, Juara I (Tafsir Indonesia), Sitti Safira, Juara I (10 Juz PI), Sapril Mude, Juara II (Tafsir Indonesia), Qanita, Juara II (5 Juz Tilawah PI), Arafah Mahsyar, Juara III (Murattal Qiraat Remaja PA), Alfiah, Juara III (5 Juz Tilawah PI), dan Ibrahim, Juara Harapan I (Murattal Qiraat Dewasa PA).

Disusul oleh Ahmad Assegaf, Juara Harapan I (Murattal Qiraat Remaja PA), Sabilil Haq, Juara Harapan I (30 Juz PA), M. Akbar, Juara Harapan I (20 Juz PA), Muhajir Amri, Juara Harapan I (Tafsir Inggris), Syarif Dzulfahmi, Juara Harapan I (Tafsir Indonesia), Rahmi Zaimsyah, Juara Harapan I (Tafsir Indonesia), Zahri Barik, Juara Harapan I (10 Juz PA), Rizki ullah Juara Harapan I (MSQ PA), Bahrul Ngulum, Juara Harapan II (Tafsir Indonesia), Syukran, Juara Harapan II (Murattal Qiraat Remaja PA), dan Renaldi Ruslan, Juara Harapan III (20 Juz PA).

Sementara itu, pada Semarak Ramadhan Season 4 Al Arifah Gowa, 28 sd 31 Maret 2024, delegasi Al-Imam Ashim menorehkan prestasi atas nama Zulfi Zain (Terbaik 1 Tahfidz 30 juz Putra), Jabal Nur (Terbaik 2 Tahfidz 30 Juz Putra), Balqis Dzakirah (Terbaik 2 Tahfidz 20 Juz Putri), Rifkah Andina Ruslan (Terbaik 2 Tahfidz 10 Juz Putri), Andi Nur Alfiah (Harapan 2 Tahfidz 10 Juz Putri), Masyitah Humairah Ridwan (Terbaik 3 Tahfidz 5 Juz Putri), Sumayya Bayyati (Harapan 1 Tahfidz 5 Juz Putri), dan Mufidah Masyhurah (Harapan 2 Tahfidz 5 Juz Putri). (Zahid).

Leave A Reply

Your email address will not be published.