Peringatan Maulid Nabi, Gus Nasrul: Otomatis Membangun Negara

0

RISALAH NU ONLINE, SUKA MARA – Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru NU DR KH Nasrulloh Afandi (Gus Nasrul) mengatakan, bahwa selama ratusan tahun berbagai elemen bangsa, gegap gempita merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ia melontarkan gagasan baru, yakni jarang yang menyadari, bahwa perayaan maulid Nabi Muhammad saw, juga punya nilai kebangsaan yang sangat tinggi.

“Seperti sudah maklum di kalangan umat Islam, bahwa ada empat pilar untuk membangun suatu bangsa atau negara, yaitu ilmunya ulama, adilnya para pejabat, dermawannya orang-orang berharta, dan doa para orang fakir miskin,” tegas Wakil Ketua komisi kerukunan antar ummat beragama MUI Pusat saat mengisi maulid di Kabupaten Suka Mara Kalimantan Tengah, Rabu (17/9/25).

Menurutnya, pertama: Unsur Ilmunya ulama. Dapat dipastikan setiap peringatan Maulid Nabi, di mana pun, pasti dihadiri oleh ulama, atau ahli agama yang memberikan ceramah, mencurahkan ilmunya kepada jamaah yang hadir.

“Otomatis acara peringatan Maulid Nabi sebagai sarana menuangkan ilmunya para ulama,” tutur peraih Doktor Maqashid Syariah Summa Cum Laude, lulusan terbaik Universitas al-Qurawiyin Maroko itu.

Kedua; lanjut Gus Nasrul, unsur ‘adlil umara’ atau adilnya para pemimpin dan pejabat.

Setiap acara perayaan memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, dapat dipastikan dihadiri oleh pejabat setempat. Acara tingkat kecamatan dihadiri oleh camat, acara peringatan Maulid Nabi tingkat kabupaten dihadiri oleh setingkat bupati atau yang mewakili. Acara tingkat provinsi turut dihadiri oleh gubernur atau yang mewakili.

“Apalagi seperti peringatan Maulid Nabi di tingkat Kabupaten Suka Mara ini. Meski Kabupaten terpencil di Kalteng, namun acara maulid Nabi, dengan dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten, hingga disediakan kendaraan antar jemput untuk masyarakat menghadiri acara Maulid Nabi ini.

Luar biasa peran umara atau pemerintah dalam acara ini. Tutur Gus Nasrul. Disambut tepuk tangan ribuan jamaah yang hadir.

“Jadi sebab diadakannya acara peringatan Maulid Nabi, pejabat yang semula jarang datang di pengajian pun mendadak ‘adil’, atau pejabat diajak ‘belajar’ adil oleh publik yang hadir di acara tersebut, minimal adil saat acara pengajian peringatan Maulid Nabi berlangsung,” seloroh Gus Nasrul kiyai pesantren Balekambang Jepara Jateng itu, disambut tawa oleh yang hadir.

Ketiga; unsur sakhou al-aghniya, atau kedermawanan orang memiliki harta. Hampir di setiap acara peringatan Maulid Nabi Muhamamd Saw, utamanya di desa desa, panitia pelaksana tidak lepas dari sumbangsih atau partisipasi dana dari orang-orang kaya yang dermawan setempat, atau sumbangan dari masarakat dermawan lainnya, meski tidak termasuk orang kaya.

Dan yang keempat, sebagai unsur terakhir membangun negara adalah d’ua fuqoro, doanya orang-orang fakir atau miskin. Setiap acara peringatan Maulid Nabi, dapat dipastikan ikut dihadiri oleh orang fakir atau miskin, yang ikut mendoakan lancarnya acara tersebut, ikut berdoa bareng dengan semua orang yang hadir di penghujung acara tersebut.

Secara serentak yang hadir, berdoa, menghambakan diri pada Allah Swt.

“Jelaslah empat pilar untuk membangun negara tersebut di atas, itu terdapat dalam setiap peringatan maulid Nabi.

Dalam memperingati Maulid Nabi Saw, tidak hanya dapat pahala, tapi sekaligus turut membangun negara, dan menjaga stabilitas negara.

Gus Nasrul juga menegaskan, bahwa Acara peringatan maulid Nabi dan pengajian umum di Indonesia, paling semarak dan paling gegap gempita.

Bayangkan, tanggal 12 Rabiul Awwal, Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah lewat, disaat negara- negara lain sudah selesai, tidak ada lagi, yang merayakan maulid Nabi. Tetapi di pedalaman Indonesia semacam Kabupaten Suka Mara ini. Masih semarak memperingati acara maulid Nabi. Diikuti ribuan warga. Tegas Gus Nasrul yang aktif berceramah di berbagai provinsi Indonesia itu. Disambut tepuk tangan riyuh.

Apalagi nyata-nyata, kata Gus Nasrul, hampir setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, adalah dilaksanakan oleh golongan Islam moderat, dengan penceramah yang menyejukkan ruang publik, jauh dari provokatif. “Dapat dipastikan aliran Islam garis keras tidak akan menggelar acara peringatan Maulid Nabi,” pungkas Gus alumnus Pesantren Lirboyo Kediri itu.

Sedangkan bupati Sukamara H Masduki, ST, dalam kesempatan akhiratyg dihadiri oleh wakil bupati DPRD dan jajaran forkopinda itu, ia berterimakasih atas kehadiran Gus Nasrul, dan menegaskan perlunya manusia di era modern ini. Berpegang teguh pada akhlak Nabi Muhammad SAW. Agar selamat dunia akhirat. (rls).

Leave A Reply

Your email address will not be published.