RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – PSSI akhirnya mengambil langkah tegas dengan resmi mengakhiri kerja sama bersama Tim Kepelatihan Timnas Indonesia, termasuk sang pelatih utama, Patrick Kluivert.
Keputusan ini diumumkan melalui mekanisme mutual termination, alias kesepakatan bersama untuk berpisah secara baik-baik. Keputusan dikonfirmasi langsung melalui situs resmi PSSI, Kamis (16/10).
Dalam keterangannya, PSSI menyebut bahwa perpisahan ini merupakan hasil dari pembicaraan intens antara kedua belah pihak, setelah mempertimbangkan sejumlah dinamika internal serta arah pengembangan tim nasional ke depan.
Sebelumnya, Kluivert dan staf kepelatihannya diketahui meneken kontrak berdurasi dua tahun. Namun, belum genap setahun, keduanya sepakat menyudahi kerja sama yang awalnya diharapkan bisa membawa Timnas melangkah lebih jauh.
Langkah ini membuat seluruh anggota tim kepelatihan, termasuk Kluivert, tak lagi menangani Timnas Indonesia di semua level, mulai dari senior, U-23, hingga U-20.
PSSI pun tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih atas dedikasi yang telah diberikan oleh Kluivert dan jajarannya. Dalam pernyataannya, federasi menekankan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh demi kemajuan sepakbola nasional.
“Setelah bekerja bersama secara intensif selama hampir 12 bulan, PSSI menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Coach Patrick Kluivert dan para stafnya atas dedikasi dan kontribusi mereka bagi sepak bola Indonesia,” tulis PSSI dalam pernyataan resminya.
“Setelah melalui diskusi terbuka dan penuh rasa hormat, kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri kerja sama ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Coach Patrick Kluivert dan timnya atas profesionalisme yang mereka tunjukkan.” terangnya.
3 Calon Pengganti Patrick Kluivert
Pertama, Jesus Casas, namanya mendadak naik daun di kalangan netizen Indonesia. Pelatih asal Spanyol itu sukses besar bersama Timnas Irak, membawa mereka juara Gulf Cup 2023 dan tampil gemilang di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Casas dikenal sebagai pelatih modern dengan filosofi berbasis penguasaan bola dan pressing tinggi.
Di bawah arahannya, Irak tampil rapi dan efisien. Gaya permainan yang dianggap cocok dengan skuad Garuda. Banyak fans menilai Jesus Casas sebagai pilihan ideal jika PSSI ingin membawa Indonesia ke level permainan yang lebih modern dan taktis.
Kedua, Shin Tae-yong, namanya tetap menjadi favorit di hati publik. Pelatih asal Korea Selatan ini dinilai sebagai arsitek kebangkitan Timnas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
STY sukses memperkenalkan sistem latihan modern, membangun fondasi generasi muda, dan membawa Timnas tampil di level kompetitif Asia Tenggara dan Asia. Banyak pihak menilai kembalinya Shin bisa menjadi solusi cepat untuk mengembalikan kestabilan tim.
Selain sudah mengenal karakter pemain Indonesia, Shin juga dikenal punya motivasi tinggi untuk memperbaiki pencapaiannya yang belum tuntas saat meninggalkan kursi pelatih Garuda. Terlebih STY saat ini sedang mengganggur setelah hengkang dari Ulsan Hyundai.
Dan ketiga, Bernardo Tavares, namanya mencuat berkat kiprahnya di PSM Makassar. Pelatih asal Portugal itu dikenal sangat detail secara taktik dan berhasil membawa Juku Eja tampil konsisten di kompetisi domestik maupun Asia.
Keberhasilannya memoles pemain lokal jadi bintang seperti Ramadhan Sananta jadi bukti kemampuannya dalam mengembangkan potensi pemain.
Banyak yang menilai Tavares bisa menjadi opsi realistis jika PSSI menginginkan pelatih dengan pengalaman di Indonesia dan adaptasi cepat terhadap kultur sepak bola lokal. (hud/dsm).