Kemenag Luncurkan Tiga Buku Strategis, Menag: “Alam dan Tuhan Itu Manunggal”

0

RISALAH NU-ONLINE, JAKARTA – Kementerian Agama RI (Kemenag) melalui Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) meluncurkan tiga buku strategis, yakni Buku Ekoteologi, Buku Peta Jalan Moderasi Beragama, dan Buku Trilogi Kerukunan.

Acara yang digelar di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2025), ini menegaskan komitmen pemerintah dalam membangun kesadaran global untuk merawat lingkungan dan memperkuat kerukunan umat beragama.

Dalam sambutannya, Menteri Agama KH Nasaruddin Umar menyampaikan landasan filosofis yang mendalam tentang hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Beliau menekankan bahwa merawat alam adalah sebuah kewajiban yang bersumber dari keyakinan teologis.

“Alam ini makhluk sedangkan Tuhan adalah khalik sang pencipta. Manusia disebut microcosmos sedangkan alam semesta ini macrocosmos. Tidak mungkin ada sesuatu yang ada tanpa ada yang mengadakan,” ujar Menag.

Lebih lanjut, Menag menjelaskan konsep kesatuan antara alam dan Tuhan. Dengan demikian, wajib bagi manusia terutama umat beragama untuk menghormati dan melestarikan alam.

Untuk mempermudah pemahaman, Menag menggunakan analogi batik. “Sebagai contoh dalam pakaian batik. Batik mulanya adalah kapas. Yang kita lihat sesungguhnya adalah kapas. Kita seringkali lupa. Kapas dari kayu, kayu dari tanah.”

Melalui analogi ini, ia menyimpulkan bahwa memahami hakikat (jauhar) dan penampakan (aradh) adalah kunci. “Tanpa memahami jauhar dan aradh tidak bisa kita memahami ekoteologi.”

Menag juga mengungkapkan pentingnya penerapan nilai-nilai ini dalam kehidupan nyata. “Baru saja kita melaunching tiga buku, satu di antaranya adalah buku ekoteologi yang membahas bagaimana membangkitkan kesadaran secara global untuk memelihara dan merawat lingkungan,” katanya.

Beliau juga menekankan hubungan simbiosis antara kerukunan dan kelestarian alam.

“Rukun tanpa ada alam yang sehat itu juga tidak sempurna, alam yang sehat tanpa kerukunan juga tidak ada artinya,” ujarnya.

Untuk mewujudkan hal ini, Kemenag akan melakukan langkah konkret melalui dunia pendidikan.

“Implementasinya dikurikulumkan ya, kita akan implementasikan ke dalam kurikulum mulai dari TK sampai tingkat atas,” pungkas Menag.

Ekalavya

Leave A Reply

Your email address will not be published.