Peluncuran Buku Syarah Pemikiran Gus Yahya: Navigasi Perubahan NU dan Pesantren

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Buku berjudul Navigasi Perubahan NU dan Pesantren resmi diluncurkan dalam forum Pojok Kramat, Jumat (14/11/2025). Buku ini berisi syarah atau tafsir atas dua tulisan penting Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), mengenai tata kelola NU dan masa depan pesantren. Gagasan tersebut diinterpretasi dari berbagai perspektif oleh para penulis yang terlibat.

Buku ini diinisiasi oleh Prof. Rumadi Ahmad dan ditulis oleh KH Ahmad Suaedy, Ahmad Zainul Hamdi, Hasanuddin Ali, Ahsanul Minan, Badiul Hadi, KH. Abdul Moqsith Ghazali, KH. Marzuki Wahid, Basnang Said, Nur Rofiah, dan Hasibullah Sastrawi.

“Saya memandang tulisan beliau sangat penting dan sayang jika dilewatkan begitu saja. Tulisan pertama membahas tata kelola NU, dan yang kedua terkait pesantren. Kami sepakat bahwa dua tulisan Gus Yahya ini penting dan menarik untuk didiskusikan dari berbagai sudut pandang,” ujar Prof. Rumadi Ahmad saat peluncuran di Kantor PBNU Jakarta.

Prof. Rumadi menyebutkan bahwa tanggapan, kritik, dan tantangan terhadap dua tulisan tersebut menjadi bagian dari syarah yang disusun dalam buku ini.

Sementara itu, Gus Yahya dalam pemaparannya menjelaskan ringkasan gagasan mengenai akhlakul karimah dan pemberdayaan rakyat melalui NU. Ia menilai tantangan NU, baik di level nasional maupun internasional, semakin besar dan kompleks.

“Realitas NU sebagai organisasi itu sangat tidak terkonsolidasi karena elemen strukturalnya betul-betul tidak nyambung satu sama lain. Ini struktural, belum kultural. Dulu itu jalan sendiri-sendiri saja,” ujar Gus Yahya.

Menurutnya, diperlukan penguatan struktur agar setiap tingkatan NU, dari PBNU hingga ranting, dapat bekerja efektif dalam menangani persoalan di lingkungan masing-masing. Upaya itu membutuhkan koherensi strategi dan konsolidasi yang matang.

“Tidak semua warga NU setuju dengan konsolidasi. Ada yang protes, kenapa kita harus pakai Platform Digital NU. Mereka bilang jadi tidak fleksibel. Belum lagi persepsi eksternal terhadap NU,” sambungnya.

Hadir dalam diskusi tersebut Ketua Umum PBNU (KH. Yahya Cholil Staquf), KH. Helmi Ali (Aktivis dan Intelektual NU), Fachry Ali (Pengamat Sosial dan Politik), Ahmad Zainul Hamdi (Sekretaris BMBPSDM Kemenag RI).

(Anisa).

Leave A Reply

Your email address will not be published.