NU Care-LAZISNU Berangkatkan 1 Ton Bantuan via Laut untuk Warga Aceh Terdampak Banjir

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Di atas dek kapal yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok pada Ahad (14/12/2025), peti-peti kardus bertumpuk rapi. Sebagian terbuka, memperlihatkan isinya: susu formula, popok bayi, selimut tebal, dan perlengkapan salat.

Bantuan seberat satu ton itu adalah titik akhir dari sebuah perjalanan solidaritas yang dimulai dari masjid-masjid dan rumah-rumah warga di Jabodetabek yang dikumpulkan oleh NU Care-LAZISNU dan para Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-Cikarang, sebelum akhirnya dibawa melintasi laut oleh PT ASDP menuju Lhokseumawe, Aceh.

Di Aceh, bencana banjir bandang dan tanah longsor akhir November lalu masih menyisakan luka yang dalam di sanubari para korban.

“Jadi mudah-mudahan ini nyampe dengan selamat ke Lhokseumawe, karena disitu kita sudah ada posko NU Peduli,” ucap H. Syarifuddin, Direktur Program NU Care-LAZISNU PBNU, di pelabuhan, menjelang keberangkatan kapal pada Ahad (14/12/2025).

Bantuan yang dikirim mulai dari makanan pokok, pakaian layak pakai untuk segala usia, hingga kebutuhan bayi tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan darurat selama tiga hari. Namun, Syarifuddin menegaskan bahwa ini baru langkah awal dalam sebuah pendampingan yang dirancang bertahap. Setelah fase tanggap darurat, organisasinya telah menyiapkan rencana rehabilitasi yang lebih komprehensif. “Ini masih panjang,” katanya.

Yang menarik adalah perhatian khusus pada pemulihan psikologis. Dalam percakapan yang lebih personal, Syarifuddin menyoroti risiko yang mengintai di pengungsian.

“Secara sosial juga kalau ngumpul terus di satu tempat selama dalam jalan ke waktu yang panjang itu juga berbahaya secara psikologis,” ujarnya.

Oleh karena itu, selain hunian dan musala darurat, rencana mereka mencakup layanan trauma healing, serta penyediaan madrasah sementara. Fokusnya adalah pada kelompok paling rentan yakni anak-anak dan ibu-iba.

“Mereka harus ada trauma healing… agar masyarakat cepat pulih dan kembali seperti sedia kala,” ujarnya.

Kisah di balik satu ton bantuan ini adalah kisah tentang jaringan sosial dan kepercayaan. Erwin, Ketua DKM Masjid Jami’ Nurul Yakin Cikarang, mengungkapkan bahwa donasi yang terkumpul berasal dari lebih dari seribu orang yang “tergerak hatinya”.

Barang-barang itu kemudian diserahkan kepada NU Care-LAZISNU, yang memiliki infrastruktur dan relawan di lapangan.

Model inilah yang memungkinkan bantuan tidak berhenti di kota. Syarifuddin menjelaskan, tim posko NU di Lhokseumawe akan mendistribusikan bantuan ini secara lebih luas.

“Nanti teman yang di Lhokseumawe akan menyebar ke kabupaten-kabupaten terdekat yang terdampak, karena tim Lhokseumawe ini kebetulan bergerak terus daerah-daerah terdampak bencana,” jelasnya.
Ekalavya

Leave A Reply

Your email address will not be published.