RISALAH NU ONLINE, BANDA ACEH – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali menggerakkan struktur organisasinya untuk turut serta dalam penanggulangan bencana banjir dan longsor yang meluas di Provinsi Aceh. Upaya ini dilakukan dengan membentuk satuan tugas khusus dan berkoordinasi langsung dengan Pemerintah Daerah setempat untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
Dalam kunjungannya ke Pos Komando Tanggap Darurat Bencana di Kantor Gubernur Aceh pada Kamis (18/12), Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan komitmen PBNU. Ia menyatakan bahwa gerakan bantuan telah dimulai sejak awal bencana.
“Alhamdulillah kita telah bergerak di daerah bencana sejak awal dan telah mendirikan delapan Posko di Aceh dalam mempercepat koordinasi penanganan bencana Aceh dengan seluruh pemangku kepentingan,” kata Gus Yahya.
Struktur tanggap darurat yang dibentuk PBNU melibatkan tiga Pengurus Wilayah (PWNU) di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, serta 34 Pengurus Cabang (PCNU) di ketiga provinsi tersebut. Tim NU Peduli, yang terdiri dari elemen seperti LPBINU, LAZISNU, dan GP Ansor, telah menyalurkan bantuan logistik dan mendirikan posko-posko darurat.
Gus Yahya menambahkan, PBNU juga telah menggalang gerakan nasional dengan dana terkumpul sementara sekitar Rp10 miliar untuk penanganan bencana di Sumatera.
Dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya berkoordinaai dengan pihak Pemerintah Aceh, yang diwakili Sekretaris Daerah M. Nasir, agar distribusi bantuan dan kerja relawan dapat terintegrasi dengan sistem komando pemerintah.
Ia mengatakan, “Insya Allah kita akan gelar rapat internal dan memutuskan klaster mana saja PBNU akan terlibat aktif di bawah koordinasi Pemerintah Aceh”.
Sekda Aceh, M. Nasir, menyatakan pemerintah membuka kesempatan bagi semua pihak, termasuk PBNU, untuk terlibat dalam enam klaster penanggulangan bencana yang telah disusun. Prioritas saat ini adalah menembus daerah terisolasi di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Rencananya, sinergi akan difokuskan pada penguatan klaster kesehatan dengan posko darurat dan klaster pendidikan dengan mendirikan sekolah darurat.

Sebelumnya, Penjabat Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Mustofa, juga telah menyerahkan bantuan langsung di Aceh. Pada Selasa (16/12), di Pesantren Dayah Ummul Ayman, Samalanga, Kabupaten Bireuen, disalurkan bantuan tunai senilai Rp1 miliar dan 3.000 paket sembako melalui PWNU Aceh. Bantuan ini merupakan bagian dari total Rp2 miliar yang digalang PBNU untuk tiga provinsi, dengan Aceh menerima alokasi terbanyak karena dinilai terdampak paling parah.
Pihak Kiai Zulfa menyatakan bahwa bantuan tersebut adalah hasil penggalangan dana saat Rapat Pleno di Hotel Sultan pada 9 Desember 2025. Selain bantuan logistik, tim relawan juga memberikan pelayanan trauma healing bagi para penyintas, termasuk dukungan psikologis bagi anak-anak korban.
Ekalavya