Magelang – Kementerian Ketenagakerjaan memberikan bantuan program Padat Karya di sektor pertanian kepada 25 kelompok tani yang tergabung dalam Paguyuban Pertanian Merbabu. Penyerahan bantuan ini dilakukan langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah di Magelang, Jawa Tengah untuk membantu petani dan pekerja tani menghadapi dinamika masa pandemi.
Ida mengatakan program Padat Karya bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan dan berkelanjutan sehingga diharapkan mampu menekan angka pengangguran dan setengah penganggur.
Menurutnya, berdasarkan data Kemnaker RI dan BPJAMSOSTEK periode April 2020 – 27 Mei 2020, ada 1.757.464 orang pekerja formal dan informal yang terdampak COVID-19. Mereka sangat membutuhkan perhatian dan bantuan stimulan dari pemerintah untuk memberikan dampak positif dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat.
Ia mengatakan Kemnaker terus berupaya menekan angka kemiskinan dan menyejahterakan petani melalui program ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menghendaki program Padat Karya berbasis pertanian menjadi ujung tombak untuk menekan angka kemiskinan, khususnya di desa dan mengangkat kesejahteraan petani.
“Sektor pertanian ini mempunyai peran penting dalam pembangunan. Ini karena selain menyediakan pangan bagi masyarakat, pertanian juga menjadi sektor penggerak perekonomian, terutama di desa,” jelasnya.
Ida juga mengatakan Badan Pusat Statistik (BPS) telah merumuskan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap pasar kerja yang disebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Data BPS sejak 2015-2019 menyebutkan TPT menurun 0,9 persen poin.
Tak hanya itu, Ida mengatakan struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada 2019 masih didominasi 3 lapangan pekerjaan utama, yakni pertanian sebesar 27,3%, perdagangan sebesar 18,81%, dan industri pengolahan sebesar 14,96%. Ia berharap program ini bisa menyentuh langsung kebutuhan publik sehingga bisa memberikan peningkatan produksi pertanian, pengentasan kemiskinan, dan penyediaan lapangan kerja.
“Program padat karya ini selain menyejahterakan petani juga bisa menjadi dorongan dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional,” ucap Ida.
Meski demikian, Ida menjelaskan upaya pemberdayaan masyarakat penganggur ter-PHK dan dirumahkan akibat COVID-19 supaya menjadi petani produktif tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus bersinergi dengan para stakeholder. Pihaknya meminta kepala daerah bersama Kementerian Ketenagakerjaan untuk menekan tingkat pengangguran yang ada di daerah dengan Kegiatan Perluasan Kesempatan Kerja.
“Kegiatan padat karya ini diharapkan dapat mempunyai efek ganda (multiplier effect) yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja yang lebih permanen,” pungkasnya. (hud/rilis)