Drs. H. Amin Said Husni (Ketua PBNU)
Membentuk Keluarga Nahdliyin Sejahtera Lahir dan Batin
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memiliki sejumlah program strategis seperti, transformasi digital, kaderisasi hingga gerakan keluarga maslahat NU. Lalu bagaimana implementasi program tersebut, berikut petikan wawancara dengan Ketua PBNU Drs. H. Amin Said Husni saat di Jakarta, Selasa 31 Oktober 2023.
Pasca pelantikan satgas GKMNU, sudah sejauh mana program GKMNU berjalan?
Iya jadi, GKMNU ini merupakan salah satu terobosan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan menjadi salah satu model untuk mengembangkan pola kerja jam’iyyah NU kedepan. Jadi, ini bukan hanya sekedar melaksanakan kegiatan.
Ketua Umum (Gus Yahya) berkali-kali menyebutkan bahwa ada 3 program strategis dalam periode kepengurusan 2022-2027 ini:
Pertama, membangun tata kelola jam’iyyah dengan membuat berbagai tatanan aturan yang diharapkan menjadi basis dari penataan organisasi secara menyeluruh.
Kedua, kaderisasi, ini juga kita jalankan secara intensif, masif, mulai dari PD-PKPNU, P-MKNU dan sekarang disiapkan AKN-NU.
Ketiga, membangun pola kerja baru di dalam membuat program yang berbasis keluarga di level akar rumput dan itu bentuknya adalah GKMNU (Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama).
Ide dasarnya adalah bahwa NU itu harus hadir dan memberikan manfaat secara langsung bagi warganya yang ada di akar rumput atau di level keluarga.
Karena NU, sebetulnya merupakan pelembagaan atau institunisasi dari peran-peran kiai yang sudah diemban dari dahulu kala, salah satu perannya riayatul ummah adalah merawat umat, melayani dan memberikan pengayoma terhadap umat untuk segala kebutuhannya.
Nah, fungsi riayatul ummah itu kemudian diimplementasikan dalam bentuk program-program yang terpadu dan terarah, berkelanjutan dan berbasis keluarga, yang kemudian disebut GKMNU. Karena ini berbasis keluarga artinya berada di level yang paling bawah, kalau dalam struktur organisasi itu di ranting atau bahkan di anak ranting.
Karena ini programnya dari PBNU diharapkan sampai dilevel keluarga, maka ini akan melalui struktur NU yang panjang ada PW, PC, MWC baru sampai ke Ranting NU. Oleh karena itu, maka ini diperlukan terobosan baru agar program-program ini, bisa berjalan dengan efektif dalam tempo yang relatif singkat dan menjangkau sebanyak mungkin warga, artinya program ini yang bersifat masif karena dibuat gerakan nasional.
Nah, untuk melakukan efektivitas program ini, pada tahap awal dibentuk satgas GKMNU yang tugasnya adalah untuk membackup struktur yang sudah ada yaitu PB, PW, PC, MWC sampai Ranting NU, agar aliran program dari PB sampai level grassroots bisa berjalan dengan efektif dan maksimal.
Satgas GKMNU memang sengaja di buat berjenjang?
Iya betul, satgas ini berjenjang, dari satgas Nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan, sampai ke tingkat desa untuk memberikan backup sebagai backup sistem terhadap pelaksanaan program-program GKMNU ini.
Nah, sampai saat ini, kami telah membentuk satgas sampai ditingkat kecamatan, utamanya di 3 provinsi yang menjadi pilot project yakni Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY. Dan dalam waktu dekat akan dimulai di Jawa Barat kemudian menyusul di Banten. Karena Jawa inikan merupakan prioritas awal untuk melaksanakan program ini.
Kalau di Jawa Timur itu sudah 80% terbentuk di seluruh desa yang ada, di Jawa Tengah itu sekitar 90%, DIY 100%, nanti di Jawa Barat akan segera dibentuk dalam awal bulan November ini.
Kalau soal kerjasama dengan instansi pemerintahan?
Nah, program yang akan dikerjakan itu sementara adalah program-program dikerjasamakan dengan berbagai kementerian, ada Kementerian Agama, Kementerian Kehutanan, Lingkungan Hidup, Kementerian Kesehatan, Kemeneterian Sosial yang semua itu orientasinya kepada membentuk keluarga maslahat.
Bentuknya adalah bagaimana membentuk keluarga yang tangguh, bagaimana membangun keluarga yang sehat, terdidik, yang menerapkan bagaimana membentuk keluarga mabadi’ khaira ummah.
Programmnya sudah tersedia dan insyaallah di minggu kedua bulan November nanti, itu sudah dilaksanakan sekitar 1200 kecamatan di Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY. Disetiap kecamatan itu akan dibentuk ditunjuk satu desa sebagai awal permulaan kegiatan ini dan itu akan dilakukan setiap minggu, sehingga itu nanti semua desa akan tercover oleh program-program yang dilaksanakan.
Ada bimbingan keluarga, bimbingan keuangan untuk keluarga, ada program kehutanan sosial, ada program pencegahan stunting, ada program pencegahan penanggulangan kemiskinan.
Banyak warga Nahdliyyin berharap besar program GKMNU bisa mensejahterakan keluarganya?
Iya semoga terkabul dan kami akan buktikan, karena memang ini semua adalah program-program yang berorientasi kepada membangun keluarga maslahat. Dan diharapkan sudah mulai bergulir program-program ini pada minggu kedua bulan November.
Program itu sebetulnya sudah ada, bentuk program dan desainnya juga jelas, orangnya jelas, dananya juga jelas. Tinggal bagaimana ini bisa tersalurkan secara efektif di level keluarga, ini yang dikawal oleh satgas untuk membantu struktur yang ada.
Apa target program ini?
Gol targetnya untuk membentuk keluarga-keluarga nahdliyin yang maslahat, bahkan juga keluarga secara umum. Maslahat itu dalam arti kesejahteraannya lahir dan batin, kemudian juga akhlaqnya, menerapkan mabadi khaira ummah. (hud/aan)