RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Gelaran forum R20 Internasional Summit of Religious Authorities (ISORA) 2023 di Jakarta telah menghasilkan sejumlah kesepakatan berupa seruan aksi untuk para pemuka agama dunia untuk segera menghentikan konfilk yang terjadi di belahan dunia.
Berikut bunyi seruan aksi tersebut yang dibacakan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sekaligus menutup forum R20 di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Senin (27/11/2023) kemarin.
Mengingat otoritas keagamaan memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk memastikan bahwa kepercayaan mereka masing-masing berfungsi sebagai sarana untuk saling memahami dan rekonsiliasi, dan bukan sebagai pemicu siklus primordial kebencian, tirani, dan kekerasan yang berbasis identitas;
Mengingat konsensus internasional yang terwujud dalam Piagam PBB, Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyediakan satu-satunya kerangka kerja yang saat ini ada dan layak untuk menyelesaikan konflik berbasis identitas — termasuk konflik antaragama, dan kekerasan yang dilakukan atas nama agama;
Mengingat kegagalan aktor-aktor global untuk menghormati dan mempertahankan konsensus internasional pasca-Perang Dunia II sebagaimana tertuang dalam kerangka PBB dan UDHR merupakan penyebab utama ketidakstabilan dan konflik di seluruh dunia;
Mengingat otoritas keagamaan — bertindak dalam pelayanan kepada Tuhan dan kemanusiaan — seharusnya dengan gigih dan tegas bekerja sama untuk memvalidasi, menjaga, dan memperkuat konsensus internasional pasca perang, dan menuntut konsistensi dari semua pihak dalam penerapannya;
Mengingat upaya ini tidak cukup jika terbatas pada seruan keagamaan semata yang sifatnya tradisional; upaya harus dilengkapi dengan strategi yang disengaja dan berkelanjutan untuk memobilisasi kekuatan kolektif agama — termasuk dukungan orang-orang dari semua agama — dalam gerakan bersama untuk mencapai tujuan mulia ini;
Oleh karena itu, kami mendesak otoritas keagamaan dari setiap agama dan negara untuk menggerakkan kekuatan dan pengaruh komunitas masing-masing agar dapat memengaruhi kalangan pengambil keputusan; menghentikan konflik bersenjata yang melanda Timur Tengah, Eropa, Afrika Sub-Sahara, dan wilayah lain di dunia; serta mengembangkan mekanisme dialog dan negosiasi yang efektif, yang memungkinkan penyelesaian konflik-konflik tersebut secara damai. (Anisa)