Mr. Zuhair S.M Al Shun (Dubes Palestina)
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair S.M Al Shun mengatakan bahwa pihaknya sampai sekarang terus mencari keadilan dan perdamaian. Pasalnya, rakyat Palestina sudah menderita selama lebih dari 75 tahun. Situasi saat ini tidak ada yang percaya apa yang terjadi di lapangan, genosida dan ini benar-benar kejahatan perang, holocaust baru, kejahatan luar biasa terhadap warga sipil, terhadap anak-anak dan kaum perempuan.
“Saya telah memberi penjelasan mengenai apa yang sedang terjadi di Gaza, khususnya di Gaza bahkan di tepi barat, dan bahkan tadi malam di Rumah Sakit Indonesia. Ini bukan agresi. Maksud saya yang pertama RS Al Shafa menghadapi agresi Israel yang sama, selalu seperti itu. Mereka tidak percaya terhadap kemanusiaan, mereka tidak percaya terhadap hukum manusia” ujarnya kepada Majalah Risalah NU usai jumpa pers ISORA di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa 21 November 2023.
Dubes pun memberikan apresiasi terhadap rakyat Indonesia yang telah membantu rakyat Palestina. Meskidemikian, ia mengatakan bahwa Indonesia memiliki hak untuk menuntut Israel ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas serangan yang mereka lakukan terhadap Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza, Palestina.
“Indonesia punya hak untuk menuntut Israel ke pengadilan tinggi (ICC) atas agresinya terhadap RS Indonesia,” kata Zuhair
Zuhair mengatakan bahwa serangan yang terjadi di RS Indonesia juga terjadi di RS Al-Shifa, dua rumah sakit terbesar yang berada di Jalur Gaza utara. Serangan tersebut, kata dia, dilakukan karena Israel tidak percaya dengan adanya hak asasi manusia (HAM) dan hukum humaniter.
Zuhair menyebutkan bahwa serangan tanpa henti yang dilakukan Israel sejak 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 13.500 orang, dengan sebagian di antaranya adalah anak-anak. “Separuh di antaranya adalah anak-anak. Ini adalah fakta,” katanya.
Untuk itu, ia juga meminta kepada negara seluruh dunia untuk membantu menekan Israel agar menarik diri dari Jalur Gaza dan menemukan solusi politik guna mengakhiri perang tersebut. “Israel terus menerus melakukan pengeboman. Membunuh orang-orang. Kami mengharapkan perdamaian, perdamaian yang nyata,” katanya.
Ia juga berharap bantuan dapat segera tersalurkan kepada warga Gaza yang saat ini benar-benar membutuhkan bantuan makanan, air, dan obat-obatan. Bahwa apa yang terjadi dengan tanah (Palestina)? ini sungguh-sungguh genosida dan holocaust baru, kejahatan yang lebih besar terhadap warga sipil, terhadap anak-anak. Hingga saat ini lebih dari 13.500 orang telah menjadi martir, setengah dari jumlah tersebut adalah anak-anak.
“Mereka berperang melawan Israel yang jumlahnya di bawah 10 ribu. Jadi inilah faktanya, semoga konflik ini bisa berakhir dan semua pertolongan media serta asisten pertolongan medis bisa menjangkau para korban dan orang-orang yang mencari bantuan tersebut,” harap Dubes.
Zuhair Al Shun pun menceritakan kondisi rakyat Palestina, bahwa dilingkungan konflik tidak ada obat-obatan, tidak ada air, tidak ada makanan, tidak ada apa pun di sana. Hanya Israel yang membom dan membunuh rakyat, mereka ada di jalanan. “Kami mencari kedamaian, kedamaian sejati, seperti yang telah saya sampaikan,” tegasnya.
Meski dalam kondisi mengenaskan, pihaknya sangat menyayangkan bahwa komunitas Internasional absen untuk memaksa Israel menarik diri dan mencari solusi nyata, solusi politik untuk membangun konferensi tersebut.
“Ini adalah isu utama selama lebih dari 75 tahun. Rakyat Palestina sedang menderita untuk siapa kita harus pergi, kepada siapa kita bisa memohon, kecuali kepada Allah. Jadi, kami sedang berjuang. Kami akan terus berjuang. Ini adalah tanah kami. Inilah yang kami yakini. Terima kasih- terima kasih,” ucap sang Dubes.
Zuhair Al Shun berharap hubungan Palestina dengan Indonesia terus membaik. Begitu juga dengan NU. Kami selalu berharap PBNU terus membantu dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina sampai benar-benar merdeka. Kami menghargai sekaligus mengapresiasi dukungan PBNU terhadap Palestina selama ini. (Huda)