RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2024 keempat telah terselenggara di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Minggu 21 Januari 2024. Tiga cawapres beradu visi misi terhadap tema “Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup, Sumberdaya Alam dan Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan desa” yang disampaikan dalam waktu 4 menit.
“Saat ini negara dan pemerintah abai terhadap nasib petani dan nelayan kita,” ucap Muhaimin Iskandar yang akrab dipanggil Cak Imin.
Cak Imin menyampaikan visi misi dengan mengungkap hasil Sensus Pertanian BPS selama 10 tahun terakhir dengan jumlah rumah tangga petani gurem mencapai hampir 3 juta, yang artinya terdapat 16 juta rumah tangga petani hanya memiliki tanah setengah hektar.
Beliau menganggap Food Estate telah merusak lingkungan dan mengabaikan hak para petani. Kemudian menawarkan etika lingkungan (keseimbangan antara manusia dan alam) sebagai solusi dalam menghadapi krisis iklim. Serta berjanji untuk memberi kepastian terhadap reforma agraria, dan meningkatkan energi baru dan terbarukan.
Cak Imin melanjutkan, untuk mewujudkan pembangunan dan kebijakan harus berpijak pada keadilan iklim, keadilan ekologi, keadilan antar generasi, keadilan agraria, dan keadilan sosial dengan melibatkan rakyat.
“Pemerintah hanya pelaksana dari pemilik negeri ini (rakyat),” ucapnya.
Berbeda dengan Cak Imin, Gibran memaparkan visi misi dengan konsep keberlanjutan dan penyempurnaan. Ia mengungkapkan akan memperluas program hilirasi sektor tambang, pertanian, maritim, dan digital.
“Kita tidak boleh lagi mengirim barang mentah,” tegasnya.
Beberapa misi lain yang akan dilakukan yaitu mengurangi ketergantungan pada energi fosil dengan mendorong transisi menuju energi hijau, menjunjung kerja sama pentahelix, pengadaan ketersediaan pupuk dan bibit yang mudah dan murah, menjaga stabilitas harga pangan dengan optimalkan peran dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), IT Food, Bulog dan Badan Pangan.
Gibran juga akan mendorong generasi muda melalui smart farming. Dan untuk anggaran dana desa juga akan ia tingkatkan sesuai dengan kekuatan fiskal dalam negeri
“Hilirisasi, pemerataan pembangunan, transisi energi hijau, ekonomi kreatif, UMKM yang sukses dapat membuka 19 juta lapangan pekerjaan untuk generasi muda dan perempuan,” ungkapnya.
Selaras dengan Cak Imin, menurut Prof. Mahfud MD ketersediaan pangan di Indonesia masih belum berdaulat dengan jumlah petani yang semakin sedikit. Sebelumnya ia mengutip konstitusi yang menyatakan bahwa sumber daya alam harus dikelola untuk sebesar-besar pemakmuran rakyat.
Petaninya sedikit, lahannya sedikit, ko subsidinya setiap tahun nya naik, pasti ada yang salah,”
Prof Mahfud mengungkapkan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan saat ini dapat merusak lingkungan, lalu mengutip Al Quran yaitu Surat Ar Rum ayat 41, yang berbunyi :
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Secara konstitusi terdapat empat tolak ukur yang dapat menyatakan sumber daya alam itu memihak rakyat. Tolak ukur tersebut yaitu pemanfaatan, pemerataan, partisipasi masyarakat, dan penghormatan terhadap hak-hak yang diwariskan secara luhur kita.
“Kami akan menggunakan 4 tolak ukur itu,” tegasnya yang kemudian menutup visi misi dengan menyebutkan programnya Petani Bangga Bertani, di Laut Kita Jaya Nelayan Sejahtera. (Anisa).