Ademkan NKRI Pasca Pemilu, Lesbumi Gelar Ruwatan Nusantara 

0

 

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU bersama Daulat Budaya Nusantara menggagas satu ruwatan nusantara untuk menanamkan nilai kedamaian Indonesia pasca Pemilu 2024 dengan konten yang terkait dengan kebudayaan Nusantara.

 

Bentuk acara yang akan dilakukan yaitu ruwatan atau berdoa bersama sesuai dengan kebudayaan setempat, kemudian tampilan kesenian dari masing-masing daerah. Peserta merupakan ketua adat, sesepuh, aktivis budaya, komunitas, akademisi, seniman, budayawan, dan masyarakat sekitar.

 

“Jadi kita doa, sarasehan, kemudian pentas seni budaya,” ujar Kiai Jadul Maula, Ketua Lesbumi PBNU kepada Risalah NU Online, pada Jumat (16/2/23).

 

Acara tersebut telah digelar pada 14 Februari secara serempak di 14 daerah dengan mengangkat tema Meruwat Nusantara Mendamaikan Indonesia. Daerah-daerah tersebut yaitu Tirtojati Mojokerto, Pesantren Budaya Ndalem Wongsorogo, Pesantren Budaya Kaliopak Jogjakarta, Bojonegoro, Jogjakarta, Gresik, Pasuruan, Banyuwangi, Wonogiri, Kebumen, OKU Timur, Makassar, Manado, Himalaya, Majalengka, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara.

 

Acara terdekat akan diselenggarakan di Pantai Ngliyep, Malang pada tanggal 23 Februari 2024 dan akan terus dilakukan di 99 titik lokasi, dimana 7 lokasi di antaranya sudah tidak bergabung di Indonesia. Saat ini 99 titik tersebut belum ditentukan, Lesbumi mengharapkan seluruh masyarakat terlibat dan berpartisipasi karna acara tersebut bukan hanya semata event, namun merupakan titik tolak demi kemajuan budaya di Indonesia.

 

“Ini bertujuan bagaimana kita melakukan transformasi budaya bangsa Indonesia sehingga yang menang adalah kebudayaan bangsa Indonesia. Karena kebudayaan Indonesia ini ilmunya para leluhur dalam mendamaikan, membangkitkan kemajuan dalam suasana yang solidaritas, damai, rukun, dan bermartabat secara manusiawi,” jelas Kiai Jadul.

 

Sementara itu, Daulat Budaya Nusantara meyakini budaya adalah pertahanan bangsa yang paling kuat yang harus dijaga.

 

“Ekspresi budaya ini bisa berbeda-beda, kami sepakat ekspresi boleh macem-macem. Yang penting bagaimana kedamaian ada di Indonesia,” ujar DR. Teguh Haryono, pakar pertahanan kebudayaan yang menjadi inisiator Gerakan Daulat Budaya Nusantara.

 

Seorang budayawan dari kalangan Nahdliyin, Ngatawi Al-Zastrow mengatakan bahwa, “Apapun pilihan paslonnya, kita lahir dari rahim yang sama, yaitu ibu pertiwi. Dari budaya yang sama yaitu nusantara. Maka kita akan menggunakan budaya sebagai sarana merajut perbedaan untuk mengembalikan luka-luka yang tergores karna politik”.

 

“Kalau berpolitik, berpolitik lah dengan budaya Indonesia. Kalau berekonomi, berekonomi lah dengan cara budaya Indonesia. Kalo kita melakukan apapun, semuanya didasari dengan budaya Indonesia,” ucap Teguh menambahkan. (Anisa).

Leave A Reply

Your email address will not be published.