RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siroj mengungkapkan sikap PBNU dalam berwarga-negara pada masa kepemimpinannya, yaitu bukan bagian dari oposisi maupun koalisi pemerintah.
Hal tersebut Ia ungkapkan dalam acara peluncuran Buku Kiai Pesantren Membangun Peradaban yang diselenggarakan Universitas Negeri Jakarta.
“Yaa ketika pemerintah benar, kita dukung. Ketika pemerintah menurut kita ada yang melenceng, kita kritik,” ujarnya pada, Kamis (22/02/24).
Kiai Said menyampaikan kritik yang Ia berikan bukan bertujuan untuk menggulingkan pemerintah. Sedangkan dalam memberi dukungan terhadap kebijakan pemerintah, bukan dengan tujuan untuk berkuasa penuh.
“Kita kritik dengan objektif. Ketika saya mendukung karena memang betul betul programnya baik,” tegasnya.
Kiai Said memberikan contoh dalam dukungannya saat program BPJS baru diluncurkan dan penolakannya terhadap program Full Day School.
“(Selain itu) pajak kalau dikorupsi saya sarankan untuk tidak usah bayar pajak itu tahun 2013. Dan memanggil non muslim jangan menggunakan kata kafir, tapi non muslim, itu keputusan Munas di Banjarnegara,” pungkasnya.
Untuk diketahui narasumber bedah buku tersebut antara lain Fachry Ali, Prof. Nadirsyah Hosen, dan Prof. Rokhmin Dahuri, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ beserta pimpinan di lingkungan UNJ. (Anisa).