RISALAH NU ONLINE, Banyumas – Lembaga Dakwah PBNU (LD PBNU) bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Lembaga Dakwah PBNU mengadakan acara Literasi Digital Edisi ke-2 yang bertajuk “Dakwah Ramah di Era Post Truth” di Gedung PCNU Kabupaten Banyumas pada hari Sabtu (16/3/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital di tengah masyarakat, khususnya kalangan muda NU, dalam menghadapi transformasi digital yang inklusif, berdaya, dan berkelanjutan. Kementerian Kominfo, melalui Direktorat Jendral Aplikasi Informatika, berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai program untuk mendukung transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan, menargetkan tiga sektor utama: masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan. Program tahun 2024 akan fokus pada empat pilar utama: kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital, dan etika digital.
Sekretaris PCNU Banyumas, Dr. H. Saridin, S.Ag., M.Pd., menyampaikan pentingnya literasi digital, khususnya bagi kalangan muda NU, dan mendukung penuh acara tersebut sebagai langkah untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan digital yang dinamis.
Sementara itu, Narasumber pertama, Ketua LD PCNU Kab. Banyumas, KH. Muhammad Sa’dullah menyoroti peranan penting edukasi Keamanan dan kecakapan digital.
“ Saat ini, berpikir kritis dan meningkatkan keamanan aset digital di era digital menjadi sangat urgen” terangnya.
KH. Sa’dullah menekankan urgensi cakap bermedia digital dan keamanan bermedia digital, mengingat penyalahgunaan perangkat dan risiko keamanan yang terus berkembang.
Sedangkan, narasumber kedua, Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU, KH. Nurul Badruttamam,
menggali tantangan dakwah di era post truth, termasuk penyebaran informasi palsu dan polarisasi masyarakat.
Kyai Nurul menawarkan berbagai strategi dakwah yang efektif di era digital, mengutamakan pendekatan yang inklusif dan menghargai, serta mengedukasi literasi digital sebagai upaya memerangi misinformasi di tengah masyarakat.
“Pendidikan dakwah yang inklusif,, mengutamakan dialog yang menghargai, empati dan membangun pemahaman bersama tanpa mengorbankan esensi pesan keagamaan.” Ungkapnya.
Adapun, narasumber ketiga, Ketua Tanfidziyah PCNU Banyumas, Drs. KH. Imam Hidayat, M.Pd. membahas etika digital dan kecerdasan emosional. “Etika digital menjadi penting dalam mencegah tersebarnya hoaks dan mendukung interaksi yang sehat di media sosial.” Tandasnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk pemangku kepentingan, akademisi, dan masyarakat umum, yang berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi dan tanya jawab. Dengan adanya kegiatan literasi digital ini, diharapkan masyarakat, khususnya kalangan Nahdliyin, menjadi lebih siap dan sigap dalam menghadapi tantangan serta peluang dari transformasi digital, untuk mewujudkan masyarakat yang lebih beradab, produktif, dan aman di ruang digital. (hud).