RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Penentuan awal ramadhan 1445 Hijriah antara Muhamadiyah dan NU mengalami perbedaan. Demikianhalnya perbedaan penentuan 1 Syawal (Idul Fitri) 2024, kemungkinan kembali berbeda.
Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, Hari Raya Idul Fitri 2024 jatuh pada 10 April 2024.
Sedangkan NU menentukan Idul Fitri berdasarkan metode rukyatul hilal bil fi’li yaitu upaya melihat hilal secara langsung yang diselenggarakan pada 9 April mendatang.
Saat ditanya prediksi hari raya idul Fitri 2024 jatuh pada hari apa? Ketua Lembaga Falakiyah PBNU KH Sirril Wafa mengatakan tahun 1445 H/2024 ini, idul Fitri menurut berbagai metode perhitungan, posisi hilal ya sudah sangat tinggi.
Hasil perhitungan falakiyah LFPBNU, menyimpulkan hilal di wilayah Indonesia antara 5-7 derajat dan sudut elongasi antara 8-10 derajat.
Angka elongasi yang menurut hasil keputusan Rakernas di Bandung menempatkannya sebagai posisi hilal yang sudah Qath’ityur Rukyah (QRNU) dimana, pada saat hari rukyah 29 Ramadhan, kalau saja hilal tidak terpantau di seluruh Indonesia karena mendung dan semisalnya, tidak diberlakukan IKMAL (nafyul Ikmal) alias malam pasca rukyatul hilal langsung ditetapkan sebagai malam takbiran.
”Hal ini bisa ditempuh manakala bulan berikutnya hanya berumur 28 apabila Ramadhan diikmalkan/Diistikmalkan. Demikian sesuai putusan Muktamar NU ke 34 di Lampung awal 2022 lalu,” ujarnya kepada Risalah NU Online saat di Jakarta, Senin (18/3).
”Perlu dicatat, PBNU tetap menyelenggarakan rukyatul hilal pada tanggal 29 Ramadhan/9 April nanti,” sambungnya.
Meskidemikian, lanjutnya, apa yang dijelaskan disini hanyalah prediktif, keputusan secara keorganisasian akan diambil melalui mekanisme Ikhbar oleh pimpinan tertinggi Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU.
”Apapun keputusan yang akan diambil nanti oleh PBNU, seluruh warga Nahdliyyin selayaknya untuk mematuhi,” pungkasnya. (yud)