“Kemudahan, secara azali melekat pada diri lansia,”_ ujar KH. Miftah Faqih.
*****
Dengan deretan kata-kata magis, Kiai Miftah–seorang konsultan senior ibadah, menyudahi pengajian siang itu. Forum ini berbeda dari forum serupa di siang-siang sebelumnya. Para narasumber, biasanya berbagi up date layanan dari semua jenis tusi (tugas dan fungsi) untuk para jemaah haji. Mereka para kepala bidang–kabid. Tapi siang itu, tidak ada up date dari Kiai Miftaf Faqih. Ia malah milih duduk di karpet. Jurnalis MCH Daker Makkah bersila melingkar. Persis santri senior menyimak dawuh kiai.
“Ini jumpa pers apa ngaji?” kelakar para jurnalis. Kiai Miftah hanya tergelak. Lalu, meluncurlah ribuan kata. Ratusan kalimat. Puluhan dalil. Kalam Tuhan dan sabda Sang Nabi. Tafsir ulama. Intinya; para lansia wajib mendapat privilege. Bahwa; Allah lah yang berkehendak mereka jadi lansia. Bahwa Allah pula yang menyiapkan mereka jalan keluar dari situasi itu. Menjadi lansia bukan pilihan tapi ketetapan. Tuhan minta para rasul memberi atensi untuk para lansia.
Jadi, ujar Kiai Miftah, para ulama tidak tengah melakukan _”tasahhul“_ alias bermudah-mudah. Mereka berijtihad. Menafsir firman Tuhan dan sabda Nabi tentang cara ibadah bagi yang memiliki keterbatasan, seperti jemaah lansia. Setelah menimbang sejumlah alasan, lalu mereka beristidlal. Dasarnya; dalil naqli, landasannya sabda dan _fi’lan_ Nabi. Lalu ulama berfatwa. “Bukan tasahhul. Bukan _”ngegampangin“._ Tapi, biarkan mereka menikmati anugerah Tuhan berupa kemudahan,” ujar Kiai.
*****
Dikisahkan dalam kitab Al Mawaidz Al Ushfuriyah, suatu pagi malaikat subuh turun ke langit dunia. Atas titah Tuhan, malaikat yang biasa _”menjaga“_ subuh, menahan pergerakan matahari pagi itu. Matahari diminta _”istirahat di tempat”_. Jangan buru-buru siang. Ada apa? Saat bersamaan, sahabat Ali bin Abi Thalib lagi bergegas mengejar salat subuh. Nabi _”ngimami“._ Namun Ali mendadak berjalan pelan. Di depan dia, di lorong itu, pria bertongkat, juga tengah menuju ke arah ke masjid.
_”Keanehan“_ juga terjadi di dalam masjid. Malaikat menahan punggung Nabi. Nabi tidak kunjung beri’tidal. Para sahabat merasa, itu adalah salat dengan rukuk yang lebih lama dibanding rukuk-rukuk lain selama mereka bersama Nabi. Di luar, Ali sudah terbebas dari _”makhluk“,_ yang rupanya cuma _”nyaru“_ jadi lansia. Ali duga orang itu juga mengejar salat subuh berjemaah. Ternyata tidak. Saat Ali sudah masuk masjid dan mendapat rukuk, Nabi pun mengangkat punggung.
Usai salam, Nabi menjelaskan kenapa rukuk agak lama. Dalam banyak sabda, Nabi memberi perhatian khusus dan istimewa. Lansia adalah salah satu jalan yang dibuat Allah. Jalan yang bisa dilalui agar dapat menuju ke surga. Lansia adalah satu di antara banyak _”subulussalam“_ –jalan-jalan munuju keselamatan. Keberadaannya adalah keberkahan bagi lingkungan dan sekitarnya. Karena mereka lah, maka tersedia pilihan bagi siapa saja untuk beramal saleh dengan menolongnya.
*****
Tahun 2024, penyelenggaraan ibadah haji mencatat sejarah baru. Tidak kurang dari 241 ribu orang Indonesia bergabung dalam kafilah ruhani raksasa. Bergerak dalam derap. Berderap dalam langkah yang rapi. Membungkus diri dan jiwa dengan talbiyah. Menyambut seruan Nabi Ibrahim As. Seruan subtil berasal dari Tuhan. Menyeruak laksana tabung resonansi. Bergetar perlahan. Berkirim munajat pada sekitar. Menunggu Tuhan memberi jawab, _”Labbayka Allahumma.”_
Seruan itu, dengan suara parau bergetar, meluncur dari puluhan ribu mulut para lansia. Mulut-mulut suci yang sejak puluhan tahun lalu, bergemuruh, berarak perlahan menuju arasy Tuhan. Berharap dalam doa dan bisikan halus agar dapat bertamu ke rumah-Nya, Baytullah. Tahun ini, lebih kurang 45 ribu orang, diundang Tuhan, datang dengan kekuatan fisik terbatas. Tahun ini, Kementerian Agama RI kembali mengusung tagline _”Haji Ramah Lansia”_. Tagline 1444 H/2023 M.
Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat 44.795 jemaah lansia. Tidak kecil. Jika dirasiokan berdasarkan total kuota jemaah haji reguler, 213.320, maka prosentasenya hampir 21%. Mereka terbagi dalam empat kelompok umur: 34.420 di rentang 66 – 75 tahun, 8.435 (76 – 85), 1.835 (86 – 95), dan 55 berusia lebih 95 tahun. Dan Mbah Harjo Mislan, asal Ponorogo Jawa Timur, 110 tahun, adalah pemegang rekor usia tertua tahun ini.
Bersama nyaris 45 ribuan lainnya, Mbah Harjo, berhak atas privilege yang sudah disiapkan Tuhan. Nama-nama mereka bukan saja tercata di Siskohat Kemenag RI tapi sudah tertulis di batang-batang arasy Tuhan. Mereka itulah pemegang privilege. Apa itu privilege? Sebuah keistimewaan berupa akses atau keuntungan yang tidak diterima atau dimiliki oleh orang lain dalam kehidupan secara umum. Privilege haji, antara lain, didasarkan pada faktor usia lanjut. Mereka boleh _”berhaji sebisanya.”
(Ishaq Zubaedi Raqib — MCH Daerah Kerja Makkah Al Mukarramah)