RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) mengutuk keras tindakan Israel yang telah melewati batas. Beliau menyebut tindakan tersebut tidak seimbang dengan tuduhan Israel atas kejahatan Hamas 7 Oktober tahun lalu.
“Kalaupun disebut sebagai revenge atau balas dendam, ini balas dendam yang diluar proporsi. Imbalance,” tegasnya kepada Risalah NU Online di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (30/5/24).
Gus Ulil menyampaikan bahwa PBNU menuntut Israel untuk mendengarkan seruan dari ICC, PBB, maupun komunitas global lain yang menuntut Israel menghentikan serangan dan mendeklarasikan ceasefire. Menurutnya tuntutannya merupakan sikap delegitimasi moral terhadap Israel, karena memaksa mundur secara militer tidak mungkin dilakukan.
“Memang tidak mungkin ditahan, tidak mungkin dihentikan. Nggak mungkin Israel berhenti di bawah Netanyahu sekarang. Tetapi tujuan kita bukan itu. Kan ada tindakan yang salah dan diakui salah. Yang jadi problem kalau ada tindakan salah, dinormalisir/dibenarkan,” jelasnya.
Beliau menyampaikan saat ini seluruh negara di dunia tidak membenarkan tindakan Israel.
“Makanya kita (PBNU) bersuara terus. Kutuk terus menerus. Kita condemn tindakan Israel ini dan kita kritik terus menerus. Karena dengan begitu kita tidak melakukan normalisasi. Tidak membenarkan tindakannya,” pungkasnya. (Anisa).