RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), KH Marufin Sudibyo mengumumkan hasil dari rukyatul hilal di Indonesia.
“Dari 58 titik di Indonesia, ada sekitar 15 titik yang masuk melalui sistem zoom. Dan di antara 15 tersebut, ada 10 lokasi yang melaporkan terlihatnya hilal,” jelas Kiai Marufin dalam siaran langsung di Youtube TVNU pada Jumat (7/6/24).
Kiai Marufin menjelaskan bahwa Rukyatul Hilal atau pengamatan terhadap hilal dapat dilakukan oleh lembaga manapun, dalam hal ini lembaga yang turut mengamati hilal yaitu BMKG, BRIN, Kementerian Agama, maupun Perguruan Tinggi.
“Sesuai dengan konsensus, setiap ketampakan hilal di Indonesia itu bisa digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan penetapan awal bulan,” ujarnya.
Hasil dari rukyatul hilal akan menjadi dasar bagi PBNU untuk mengumumkan awal Dzulhijjah 1445 H sekaligus Idul Adha 1445 H.
Beliau menyebut terdapat dua aspek yang dapat diambil dari pelaksanaan rukyat yaitu menjadi bagian dari para perukyat yang menyandang kewajiban fardhu kifayah, kemudian aspek pengembangan ilmu pengetahuan khususnya falakiyah.
“InsyaAllah (rukyat hilal ini) akan menjadi bagian yang kemudian turut mengembangkan pengetahuan kita terkait dengan hilal,” pungkasnya. (Anisa).