Berkunjung di Masjid Al-Bai’ah, Cikal Bakal Kaum Ansor Berbai’at Kepada Rasulullah

0

Setelah melakukan Jumrah sebagai penanda akhir dari kegiatan ibadah haji, saya dan rombongan keluar tanpa melewati terowongan Mina. Hal Itu saya lakukan karena ada ibu mertua yang tidak mampu berjalan di bawah terowongan yang cukup pengap. Lagi pula, akses keluar sepertinya lebih cepat untuk sampai ke imarah tempat saya tinggal di kawasan Jabal Nur, tepatnya di samping Sekolah Indonesia Mekkah.

 

Sesaat sebelum keluar dari jalan “Syari’ al-Hajj”, saya melewati bangunan kuno yang ternyata bernama “Masjid al-Bai’ah”. Disebut Masjid al-Bai’ah, karena di tempat ini dulu beberapa penduduk Yatsrib, sekitar 75 orang yang kelak disebut Kaum Anshor berbai’at kepada Rasulullah s.a.w.. Peristiwa itu terjadi dua kali, yakni tahun 621 dan 622 M, sehingga dikenal dengan “Bai’atul Aqabah I dan II”. Hadir dalam bai’at tersebut, paman Rasulullah s.a.w. yang bernama Abbas bin Abdul Muthalib.

 

Bai’at yang dilakukan oleh beberapa penduduk Yatsrib tersebut menjadi starting point dari awal mula hijrah Nabi Muhammad s.a.w. ke Madinah. Kaum Anshor memberikan jaminan kepada Nabi untuk mengepakkan dakwah islamiyah di Madinah. Tidak hanya itu, mereka juga memberikan jaminan hidup kepada kaum muslimin yang akan melakukan hijrah.

 

Untuk mengenang peristiwa bersejarah awal berdirinya tonggak kekuatan Islam itu, maka pada tahun 144 H atau 761 M, Khalifah Abu Ja’far al-Manshur (w. 775 M) mendirikan masjid di tempat bai’at tersebut terjadi, sehingga disebut “Masjid al-Bai’ah. Al-Manshur merupakan khalifah kedua Dinasti Abbasiyah. Di samping membangun masjid bersejarah itu, ia juga membuat kebijakan dengan memindahkan ibukota Dinasti Abbasiyah dari Damaskus ke Baghdad.

 

Pada era al-Manshur, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal itu tidak lepas dari perannya dalam membangun “Bait al-Hikmah”, perpustakaan terbesar dalam sejarah perkembangan Islam. Literatur-literatur pengetahuan yang menjadi cikal bakal sains modern tersimpan di dalamnya.

 

Kini, salah satu peninggalan al-Manshur yang dapat kita lihat, terutama bagi Jamaah Haji adalah masjid al-Bai’ah yang letaknya tidak jauh dari tempat jumrah, yakni “Jumratul Aqabah”. Gambar di bawah ini adalah arsitektur masjidnya, meskipun sudah berusia seribu tahun lebih, namun kondisinya cukup kokoh. Labbaikallaahumma Labbaik!

 

Jabal Nur, 18 Juni 2024

 

Tabik,

H. Mohammad Khoiron

Leave A Reply

Your email address will not be published.