RISALAH NU ONLINE, Jakarta – Paus Fransiskus menyampaikan apresiasi atas dibangunnya Terowongan Silaturahmi antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta Pusat pada Kamis (5/9/2024).
“Kita kaum beriman yang berasal dari tradisi keagamaan yang berbeda-beda memiliki sebuah tugas untuk dilakukan, membantu semua orang untuk melewati terowongan ini dengan pandangan yang diarahkan menuju terang,” kata Paus Fransiskus di depan Terowongan Silaturahmi pada Interreligious Meeting yang diselenggarakan di area Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Ia melanjutkan, “Demikian, di akhir perjalanan kita akan mampu mengenal mereka dalam diri yang berjalan di samping kita seorang saudara seorang saudari yang dengannya kita dapat berbagi kehidupan dan saling mendukung satu sama lain.”
Ia juga berharap agar terowongan ini dapat menjadi sarana dialog terbuka dan tempat perjumpaan bagi umat dari berbagai agama.
Selain itu, Paus juga mengingatkan untuk terus menjaga tali persaudaraan dan saling menghargai identitas masing-masing umat.
“Terhadap tanda-tanda ancaman terhadap masa-masa gelap, kita lawan dengan tanda persaudaraan dengan menyambut yang lain dan menghargai identitasnya, mendorongnya menuju perjalanan bersama yang dilakukan dalam persahabatan dan mengantar kita menuju terang,” kata Paus ke-266 yang bernama lahir Jorge Mario Bergoglio.
Dalam kesempatan itu, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menjelaskan hal terkait terowongan yang juga disebut Wot Ati (bahasa Jawa= Jembatan Hati) ini.
Terowongan Silaturahmi merupakan lorong sepanjang 33,8 meter yang pintunya disematkan dengan Pintu Al-Fattah, Masjid Istiqlal.
“Terowongan ini dibangun tahun kemarin oleh Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo. Di bawah terowongan ini ada dua level tempat parkir yang bisa menampung sampai 1000 mobil yang bisa digunakan oleh dua rumah ibadah, Katedral sahabat kami di sebelah dan Masjid Istiqlal di sini,” jelas Kiai Nasar.
Ia juga mengungkapkan bahwa arsitektur terowongan sangat indah dan kaya akan simbol silaturahim yang berasal dari kerja sama antara umat beragama.
Tak hanya umat Islam dan Katolik, umat dari agama lain pun diperbolehkan menggunakan terowongan ini untum dialog lintas Iman.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula jajaran pengurus PBNU seperti KH Ahmad Fahrurrozi, KH Ulil Abshar Abdalla, Alissa Wahid, dan Hasanuddin Ali.
Gus Ulil berpendapat bahwa pertemuan ini merupakan acara yang sangat bagus untuk menyambut kunjungan Paus sekaligus simbol hubungan antarumat beragama yang harmonis di Indonesia.
“Secara keseluruhan, acara tadi bagus karena ini adalah acara yang dimaksudkan untuk mempertemukan antara Paus Fransiskus dengan tokoh-tokoh antaragama dan disertai dengan pembacaan deklarasi tentang komitmen agama-agama untuk mengatasi masalah dehumanisasi dan problem perubahan iklim,” kata Gus Ulil
Ekalavya