RISALAH NU ONLINE, SEMARANG – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan PBNU akan menjadi tuan rumah untuk gelaran konferensi internasional tentang Humanitarian Islam pada November 2024 mendatang. Inisiasi tersebut dipelopori oleh kalangan akademisi Amerika, yakni Profesor Robert Hafner.
Hal ini disampaikannya dalam Seminar Nasional Road to International Conference on Humanitarian Islam di Univesitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Kamis (12/9/2024).
“Para akademisi di Amerika yang dipelopori oleh Profesor Robert Hafner ini ingin menggelar konferensi internasional yang lebih akademik tentang humanitarian islam ini,” ujar Gus Yahya melalui siaran langsung dalam channel YouTube NU Online.
Konferensi tersebut diagendakan akan digelar pada tanggal 5-7 November 2024 di Jakarta dengan mengundang para akademisi bergengsi dari Eropa dan Timur Tengah.
PBNU maupun akademisi internasional yang terlibat berharap konferensi ini dapat menjadi ajang diskusi akademik yang mendalam mengenai Humanitarian Islam, sebuah konsep yang semakin menarik perhatian komunitas akademik internasional. Humanitarian Islam dianggap sebagai topik penting yang memiliki pengaruh kuat di kalangan intelektual, khususnya dalam memahami peran Islam di kancah global.
Sejak 2013 PBNU telah mempopulerkan Humanitarian Islam atau Islam Kemanusiaan, yang mengedepankan nilai-nilai Islam untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk umat Muslim. PBNU melalui berbagai langkah konkret terus memajukan wacana ini di kancah internasional.
Pada 2016 PBNU menggelar ISOMIL (International Summit of Moderate Islamic Leaders) yang menghasilkan deklarasi yang pro aktif dalam perdamaian dunia. Di tahun yang sama, GP Ansor menyelenggarakan Global Unity Forum yang dihadiri berbagai organisasi keagamaan di Indonesia dan menghasilkan deklarasi tentang persatuan global.
Kemudian, pada 2017, Humanitarian Islam menjadi salah satu topik utama dalam konferensi GP Ansor, yang melahirkan deklarasi tentang “Islam untuk Kemanusiaan.” Pada 2018, Global Unity Forum kedua diadakan di Yogyakarta, menghasilkan dokumen penting bernama “Nusantara Manifesto.”
Langkah PBNU berlanjut pada tahun 2019 dengan mengangkat topik Humanitarian Islam dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama NU di Kota Banjar, Jawa Barat, yang menghasilkan dokumen Bahtsul Masail, menjawab isu-isu penting terkait konsep tersebut.
Kemudian PBNU terus membawa konsep Humanitarian Islam ke ranah politik global melalui forum R20 pada tahun 2022, ISORA pada tahun 2023, dan Konferensi di Universitas Prinston, Amerika pada Desember 2023.
(Anisa)