RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengungkapkan perlunya mengkaji dengan lebih teliti terkait wacana penggunaan zakat untuk program makan bergizi gratis yang telah digagas oleh pemerintahan Prabowo Subianto.
“Harus dikaji lagi. Karna yang nerima siapa dulu nih? Kalau dikhususkan untuk anak-anak miskin itu bisa,” tutur Gus Yahya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin, (13/01/2025).
“Zakat ini harus diterima oleh kelompok-kelompok spesifik yang di dalam wacana fiqih di-nash sebagai asnaf atau kelompok-kelompok yang menjadi target diperbolehkan menerima zakat. Nda semua orang boleh ikut terima,” jelas Gus Yahya sebelumnya.
Menurut Gus Yahya gagasan tersebut merupakan ide yang bagus dan dapat dieksplore lebih jauh. Beliau memberikan saran lain untuk memanfaatkan peran infaq dan sodaqoh yang lebih fleksibel dalam penggunaan dan distribusinya, sehingga bisa digunakan untuk berbagai program sosial yang lebih luas, seperti pemberian makanan bergizi bagi anak-anak sekolah.
“Infaq sodaqoh ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk target-target di luar asnaf itu, yaitu target-target spesifik yang jumlahnya ada 8 golongan itu,” katanya.
Gus Yahya mengungkapkan saat ini Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh NU (LAZISNU) sedang merancang program untuk memberikan makanan bergizi tambahan bagi siswa-siswa yang membutuhkan. Beliau menjelaskan bahwa meskipun program ini tidak akan selengkap yang telah diagendakan oleh pemerintah, namun tetap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak di sekolah-sekolah yang ada di daerah-daerah tertentu.
“LAZISNU sedang kami minta untuk mengembangkan program-program pemanfaatan dana infaq dan sodaqoh itu untuk program-program yang kurang lebih tujuannya sama, program-program peningkatan gizi untuk siswa. Misalnya dengan memberi tambahan susu, memberi tambahan telur, atau mungkin tambahan misalnya bubur kacang hijau, seperti itu,” ujarnya.
(Anisa).