RISALAH NU ONLINE, Jakarta – Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (NU) resmi dibuka di Hotel Bidakara, Jakarta Pusat, pada Jumat (31/1/2025) oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Dalam pembukaan kongres, Gus Yahya Gus Yahya mengungkapkan bahwa gerakan ini tidak hanya mencakup wawasan keagamaan tetapi juga mencakup strategi yang jelas serta sasaran praktis yang dapat dicapai.
“Desain paradigmatik dari gerakan keluarga maslahat NU ini secara komprehensif menyangkut wawasan keagamaan, wawasan strategi, sampai kepada sasaran-sasaran praktis dan realistis yang bisa dicapai melalui gerakan ini,” ujar Gus Yahya.
Gus Yahya menekankan satu hal yang menurutnya sangat fundamental sebelum melanjutkan langkah lebih jauh. Gus Yahya meminta agar GKMNU segera merancang dan melaksanakan gerakan pembinaan fasholatan, sebuah gerakan yang fokus pada pembinaan shalat sebagai dasar kehidupan.
“Sebelum semua yang kita lakukan ini, saya minta GKMNU agar segera merancang dan melaksanakan gerakan pembinaan fasholatan. Gerakan ini harus menjadi gerakan yang bisa kita bangun dan kembangkan sendiri, tidak menunggu kerja sama dengan pihak manapun,” tegas Gus Yahya.
Ia melanjutkan, “Karena iman kita, bahwa segala sesuatu yang menyangkut kemaslahatan hidup dimulai dengan shalat.”
Menurut Gus Yahya, shalat merupakan fondasi utama dalam membentuk keluarga yang maslahat, dan untuk itu, gerakan ini harus dimulai dari dalam diri setiap individu dan keluarga.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Kongres Keluarga Maslahat Alissa Qotrunnada Wahid menyampaikan kongresi ini bertujuan untuk membahas berbagai isu yang berkaitan dengan keluarga, seperti kekerasan dalam rumah tangga, serta memperkuat program-program yang ada.
“Kongres ini insyaAllah nanti akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan program-program pemerintah serta isu-isu terkini yang harus diperhatikan, seperti kekerasan dalam keluarga. Ini semua penting untuk pemahaman lebih mendalam di kalangan masyarakat,” ujar Alissa.
Alissa menekankan pentingnya peran NU sebagai muara dari berbagai program pemerintah.
Selain itu, Alissa juga menyampaikan tentang keberhasilan Program Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) yang telah berjalan selama dua tahun. Program ini berhasil menjangkau lebih dari 1,5 juta keluarga, lebih dari 5.000 calon pengantin, 30.000 bayi di bawah usia dua tahun, 30.000 remaja, dan hampir 300 sekolah serta madrasah yang terlibat. Pencapaian ini menjadi bukti pentingnya peran NU dalam menciptakan keluarga yang maslahat.
Alissa Wahid berharap bahwa Kongres Keluarga Maslahat NU ini bisa menjadi ruang bagi seluruh pihak untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam menata keluarga Indonesia agar lebih sejahtera dan bermartabat.
“Semoga kongres ini bisa memberikan solusi yang konkret untuk menciptakan keluarga Indonesia yang lebih baik di masa depan,” tutupnya.
Kongres ini tidak hanya menjadi momentum penting bagi NU, namun juga bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berkomitmen bersama dalam membangun keluarga Indonesia yang lebih harmonis, sejahtera, dan penuh berkah.
Kongres dihadiri oleh sejumlah menteri, antara lain Menko PMK Pratikno, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak Arifah Choiri Fauzi, Menteri Sosial Saifullah Yusuf beserta sejumlah pejabat lainnya.
Pembukaan kongres juga dirangkaikan dengan peluncuran aplikasi GKMNU sebagai layanan aplikasi berbasis keluarga.
Klik tautan untuk unduh aplikasi GKMNU di sini.
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.gkmnu.app
Ekalavya