RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Menteri Koordinator Pangan Indonesia, Dr. (H.C.) H. Zulkifli Hasan, menegaskan dukungannya terhadap Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok. Ia menilai pesantren memiliki peran ganda yang sangat strategis: menjaga akhlak generasi muda sekaligus melahirkan kemandirian ekonomi dan kreativitas.
“Negara kita sekarang medannya berbeda, yaitu kesejahteraan dan produktivitas. Oleh karena itu saya mendukung penuh gerakan Ayo Mondok. Santri dan kiai bukan hanya menjaga akhlak, tapi juga harus mengembangkan ekonomi agar bisa produktif dan melahirkan kreativitas,” ujar Zulkifli Hasan saat menjadi keynote speaker pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ayo Mondok 2025, di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kedoya, Jakarta, Rabu (17/9/25).
Rakernas yang berlangsung 17–18 September 2025 ini mengusung tema “Ayo Mondok untuk Indonesia Maju: Menyiapkan Generasi Emas 2045.” Setelah pembukaan di pesantren, kegiatan dilanjutkan dengan rapat kerja di Swiss Bell Hotel, Jakarta.
Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum Gernas Ayo Mondok KH. Luqman Harist Dimyathi, Bendahara Umum H. Gudfan Arif Ghofur, serta Sekjen H.M. Zahrul Azhar. Selain membahas penguatan peran pesantren, Rakernas juga menjadi ajang konsolidasi program untuk mempersiapkan kontribusi santri dalam pembangunan nasional.
Dalam pidatonya, Zulkifli Hasan menyinggung tantangan generasi muda di era digital. Menurutnya, banyak anak muda lebih percaya pada konten media sosial tanpa memverifikasi kebenarannya. “Sekarang ini orang lebih percaya video di medsos, padahal bisa dibuat-buat. Karena itu penting belajar di pondok, agar bermoral, beriman, dan bertakwa,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa penguatan pesantren perlu diarahkan untuk menjawab persoalan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. “Pesantren bisa menjadi pusat produktivitas ekonomi, agar kita mampu bersaing dan tidak sekadar bergantung,” imbuhnya.
Sekjen Gernas Ayo Mondok, H.M. Zahrul Azhar, menambahkan bahwa gerakan ini menempatkan pesantren bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga mitra strategis pemerintah. “Pesantren tidak minta jatah apa-apa. Justru kami meyakinkan dengan langkah nyata, misalnya melalui program kemandirian pangan. Kami juga siap mempromosikan pesantren dengan cara yang sesuai segmen anak muda, agar mereka tahu bahwa pesantren itu ada dan baik,” jelasnya.
Zahrul menegaskan bahwa branding pesantren perlu diperkuat agar masyarakat semakin memahami dampak positifnya. Ia menyampaikan, pihaknya bersama jajaran pengurus akan berkeliling mempromosikan pesantren ke berbagai daerah dengan pendekatan media yang sesuai dengan preferensi generasi muda.
(Anisa).