RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) resmi melepas 24 santri terpilih penerima beasiswa ke Maroko dalam sebuah acara di Aula PBNU lantai 8, Jakarta, Selasa (23/9/25) malam.
Ketua RMI PBNU, KH. Hodri Ariev menjelaskan bahwa proses seleksi beasiswa ke Maroko dilakukan secara ketat dan transparan.
“Setiap tahun kita melakukan seleksi para santri yang berminat untuk belajar ke Maroko. Prosesnya dimulai dari pendaftaran oleh pesantren, bukan individu. Santri yang memenuhi persyaratan administrasi kemudian mengikuti tes yang diselenggarakan RMI PBNU,” jelasnya.
Kiai Hodri menjelaskan sesampainya di Maroko, mereka akan mendapatkan pembekalan orientasi dari PCINU Maroko sebelum memasuki kampus masing-masing.
Sementara itu, KH. Miftah Faqih selaku Ketua PBNU memastikan bahwa hasil seleksi beasiswa ini murni dan tidak dapat dipolitisasi.
“Semua orang punya hak yang sama, tapi tidak bisa serta-merta diberikan tanpa seleksi. Kami pastikan prosesnya transparan dan berdasarkan kemampuan. Hasil seleksi menunjukkan kualitas santri kita, bukan titipan,” tegas Kiai Miftah.
Salah satu penerima beasiswa, Fiya Nahdliyah dari Pondok Pesantren Salafiyah Bangil, mengaku bersyukur atas kesempatan yang diperoleh.
“Saya ingin memperdalam ilmu Al-Quran, karena ulama-ulama besar banyak lahir dari Maroko,” ucap Fiya dengan penuh haru.
RMI PBNU juga memastikan keberlangsungan pembinaan bagi para santri di Maroko dengan menjalin komunikasi rutin.
“Kami tetap menjalin komunikasi dengan para santri di sana melalui PCINU Maroko. Mereka membina disiplin, dan kami juga melakukan pertemuan daring secara berkala untuk memantau perkembangan studi,” tutur Kiai Hodri.
(Anisa).