Lakpesdam PBNU dan PKBI akan Gelar Jambore Orang Muda, Puncak Pelatihan Kepemimpinan di Lima Wilayah
RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU bersama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) akan menggelar Jambore Orang Muda 2025 pada 26–28 Oktober 2025 di Kinasih Resort, Depok.
Jambore ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Orang Muda yang sebelumnya digelar Lakpesdam PBNU dan Fatayat NU melalui Program INKLUSI, berkolaborasi dengan Jaringan Gusdurian di lima wilayah dampingan. Pelatihan tersebut berlangsung pada 23 September–1 Oktober 2025 di Kabupaten Tojo Una-Una, Lombok Utara, Indramayu, Sorong, dan Lembata.
“Setelah pelatihan tersebut, para pemimpin muda bisa menginisiasi prototipe gerakan, yang dalam pelaksanaannya juga terus didampingi oleh fasilitator. Sehingga hasilnya bisa dipresentasikan pada saat Jambore,” jelas Nidlomatum Mukhlisotur Rohmah dari Program INKLUSI Lakpesdam PBNU kepada Risalah NU Online, Jum’at, (03/10/25).
Pelatihan ini digagas sebagai respons atas tantangan zaman yang penuh dengan perubahan cepat, disrupsi teknologi, hingga isu-isu global seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan pencegahan perkawinan anak. Orang muda dipandang memiliki energi, kreativitas, dan idealisme untuk menjadi motor penggerak perubahan, meski masih menghadapi hambatan struktural maupun kultural.
“Investasi dalam kepemimpinan orang muda bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Kami ingin mendorong lahirnya pemimpin muda yang kolaboratif, adaptif, dan berorientasi pada solusi,” ujar Solikhin, fasilitator dari Seknas Jaringan Gusdurian, dalam pelatihan di Lombok Utara.
Pelatihan berlangsung selama dua hari di setiap daerah, menghadirkan berbagai sesi mulai dari pembukaan dan membangun tekad bergerak, perspektif leadership, scenario thinking, hingga prototipe gerakan dan rencana aksi. Peserta berasal dari lintas organisasi kepemudaan, seperti Forum Anak, IPNU, IPPNU, Karang Taruna, Pemuda Gereja, Remaja Masjid, hingga organisasi mahasiswa.
“Kami tidak hanya belajar teori kepemimpinan, tetapi juga langsung menyusun prototipe gerakan untuk isu di daerah kami. Saya jadi lebih percaya diri bahwa suara anak muda bisa membawa perubahan,” ungkap Rani, salah satu peserta pelatihan di Kabupaten Indramayu.
Kegiatan ini dikemas secara interaktif, termasuk penggunaan metode Social Presencing Theater yang mendorong refleksi kolektif dan simulasi kepemimpinan dalam menghadapi isu-isu nyata. Sebab, orang muda punya energi luar biasa, mereka hanya butuh ruang untuk mengorganisir diri dan dukungan agar suara mereka didengar. Pelatihan ini menjadi wadah penting untuk itu.
Sementara itu, Ulfa Hanna, PIC Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Orang Muda di 5 wilayah Program INKLUSI Lakpesdam PBNU, menegaskan bahwa pelatihan ini juga memastikan aspek aksesibilitas bagi peserta disabilitas dengan menyediakan akomodasi layak dan dukungan fasilitator lokal. “Dengan sekitar 20 peserta di tiap daerah, kami berharap kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama sekaligus titik awal lahirnya gerakan pemuda yang inovatif dan transformatif,” ujarnya.
(Anisa)