RISALAH NU ONLINE, JEDDAH – Pemerintah Indonesia memastikan hanya menggunakan dua syarikah saja untuk pelayanan Haji tahun 2026. Hal itu berbeda dengan haji 2025 yang memakai delapan syarikah. Demikian disampaikan Menteri Haji dan Umrah (Menhaj) KH Mochammad Irfan Yusuf (Gus Irfan) saat membahas persiapan haji 2026 di Jeddah, Arab Saudi, Jum’at (17/10).
Dalam keterangannya yang dilansir dari Jawapos.com, hadir dalam pertemuan tersebut, Menhaj beserta jajarannya, dan pimpinan dua syarikah atau perusahaan yaitu Rakeen dan Al-Bait Guest.
Selain membahas berbagai mekanisme penyelenggaraan, Menhaj juga melakukan kontrak jangka panjang selama tiga musim haji ke depan dengan rute pelayanan jamaah saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Dengan menggunakan 2 syarikah tersebut, Gus Irfan menegaskan pelaksanaan haji 2026 harus lebih baik. Pasalnya, ini adalah tahun perdana haji di luar Kementerian Agama (Kemenag).
”Kami meminta lokasi tenda haji saat Armuzna nanti di zona 3 dan zona 4. Sama seperti musim haji 2025. Jangan di zona 5,” kata Gus Irfan.
Menurutnya, jika jamaah ditempatkan di zona 5, otomatis harus berjalan jauh menuju jamarat atau lokasi melempar jumrah. Belum lagi jamaah akan tinggal berhari-hari di tenda selama di Mina.
Gus Irfan kembali menegaskan bahwa kementerian haji dan umrah merupakan wajah baru integritas yang menjunjung tinggi prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme. “Tidak boleh ada permainan sedikit pun dalam proses pelaksanaan haji,” katanya.
Selain itu, tidak ada perlakuan khusus kepada pimpinan, perwakilan, maupun pihak mana pun untuk jamaah Indonesia. Haji tahun ini harus dimulai dengan proses yang bersih, transparan, dan akuntabel.
Gus Irfan menegaskan bahwa apabila ada pihak yang mengatasnamakan pimpinan ataupun Kemenhaj untuk meminta imbalan atau fasilitas, maka hal tersebut tidak benar dan tidak dapat dibenarkan. “Kami tidak membutuhkan perlakuan khusus. Kami akan berbaur bersama jamaah,” punkgasnya. (hud).