MUI Akan Bentuk Forum Civil Society Asia Pasifik, Bergerak Independen Dukung Palestina

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan membentuk Forum Civil Society Asia Pasifik yang dapat mengambil keputusan secara independen tanpa harus bergantung pada kebijakan politik pemerintah. Langkah ini menjadi salah satu agenda utama dalam Konferensi Asia Pasifik untuk Palestina (Asia Pacific Conference for Palestine) yang akan digelar pada 7–8 November 2025 di Gedung MPR-DPR RI, Senayan, Jakarta.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, menjelaskan bahwa forum tersebut akan menjadi wadah bagi masyarakat sipil lintas negara di kawasan Asia Pasifik untuk merespons bantuan kemanusiaan, termasuk isu Palestina, dengan lebih cepat dan fleksibel tanpa harus bergantung pada keputusan politik pemerintah. Namun dalam urusan yang terkait keputusan politik tetap akan diserahkan kepada pemerintahan, seperti pengiriman 20 ribu pasukan untuk menjaga perdamaian.

“Nah ini agak panjang karena harus menggunakan keputusan-keputusan di internal politik. Tapi yang berkaitan dengan civil society akan lebih cepat,” terang Prof Sudarnoto dikutip dari laman resmi MUI, Senin, (03/11/25).

Selain pembentukan Forum Civil Society Asia Pasifik, konferensi bertema “Penguatan Aliansi untuk Bela Palestina” itu juga menargetkan dua hasil penting lainnya, yakni pembentukan dana abadi Asia Pasifik untuk kemanusiaan dan Sekretariat Asia Pasifik untuk civil society yang masih membutuhkan diskusi lebih lanjut.

Menurut Prof Sudarnoto, setelah konferensi usai, lembaga-lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Forum Zakat (FOZ), dan Darut Tauhid Peduli akan melanjutkan pembahasan teknis pembentukan dana abadi tersebut.

“Setelah konferensi (Konferensi Asia Pasifik untuk Palestina) nanti kawan-kawan dari filantropi akan melakukan pertemuan-pertemuan intensif untuk membentuk dana abadi,” ujarnya.

Konferensi ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Global Coalition for Al-Quds and Palestine (GCAP) di Istanbul, Turki, pada 30–31 September 2025. Dalam pertemuan tersebut, MUI dipercaya menjadi tuan rumah untuk konferensi berikutnya.

Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI, Bunyan Saptomo, menuturkan bahwa 19 dari 32 negara di kawasan Asia Pasifik telah mengonfirmasi kehadirannya. Negara-negara tersebut mencakup yang berpenduduk mayoritas non-Muslim seperti Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea, Filipina, Singapura, dan Sri Lanka, hingga negara-negara mayoritas Muslim seperti Malaysia dan Maladewa.

“Sri Lanka yang minoritas muslimnya sering ditindas masih semangat berjuang untuk Palestina. Jadi ini benar-benar semangat perjuangan. Tentu saja dari mayoritas muslim juga ada seperti Malaysia hingga Maladewa,” ungkap Bunyan.

Konferensi Asia Pasifik untuk Palestina ini terselenggara atas kerja sama MUI dengan Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, GCAP, dan berbagai lembaga filantropi Indonesia.

Sebanyak 70 peserta dari berbagai unsur, mulai dari akademisi, ulama, aktivis kemanusiaan, tokoh lintas agama, hingga politisi dan profesional, akan hadir dalam konferensi yang bersifat dialogis ini. Sekitar 20 tokoh internasional dijadwalkan menjadi pembicara utama, termasuk dari Indonesia: Mohammad Jusuf Kalla, Hidayat Nur Wahid, dan Prof Din Syamsuddin.

(Anisa)

Leave A Reply

Your email address will not be published.