RISALAH NU ONLINE, MAKKAH – Sebisa mungkin, para jemaah haji harus menjadikan Nabi Muhammad sebagai contoh dalam beribadah.
Termasuk dalam hal tawaf dan sai. Kalau para jemaah lansia (lanjut usia) tidak memiliki kemampuan menggunakan kaki, maka bisa dengan wasilah alat.
“Misalnya menggunakan kursi roda atau skuter,” kata konsultan ibadah Daker Makkah Al Mukarramah, KH Dr Abdul Moqsith Ghazali, Senin (3/6) di hadapan jemaah calon haji di Makkah.
Kenapa bisa menggunakan dua alat itu, lanjut Kiai Moqsith, ini mengambil qiyas dengan apa yang digunakan Nabi, yaitu binatang Unta. “Jadi ini ada dasarnya yaitu mengikuti salah satu cara Nabi, yakni menggunakan Unta,” ujar Katib Syuriyah PBNU ini.
Untuk diketahui, jumlah jemaah lansia yang diberangkat tahun ini masih sangat banyak, sekitar 45 ribu orang. Untuk menfasiliasi mereka melaksanakan tawaf dan sai di Masjidil Haram, pemerintah Arab Saudi pun telah menyiapkan skuter listrik.
Namun kemudian muncul pertanyaan, bolehkah melaksanakan tawaf dan sai memakai skuter listrik?
Kiai Moqsith Ghazali menjelaskan, Nabi Muhammad SAW dulu juga pernah tawaf menggunakan Unta.
“Nabi dulu kan pernah tawaf dengan menggunakan Unta. Saya kira itu menjadi dasar bagi jemaah lansia untuk tidak memaksakan diri tawaf dengan jalan kaki atau sai dengan jalan kaki,” ujar Kiai Moqsith saat ditemui usai mengisi kegiatan Visitasi dan Edukasi di Masjid Wanita Hotel Al Kiswah, Makkah.

Menurut dia, Pemerintah Arab Saudi sudah memberikan layanan yang terbaik bagi jamaah lansia. Menurut dia, jamaah lansia bisa memanfaatkan fasilitas skuter listrik itu, karena yang penting adalah tawafnya.
“Karena yang terpenting kan muternya, tawafnya dilaksanakan,” ucap jebolan Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo ini.
Dia menambahkan, Nabi Muhammad SAW juga telah mencontohkan bahwa tawaf menggunakan kendaraan juga bisa dilakukan.
“Untungnya Nabi pernah menyontohkan menggunakan unta. Unta itu kurang lebih sekarang sama dengan skuter listrik,” kata Kiai Moqsith.
Dengan demikian, maka hukum tawaf dan sai dengan berkendara adalah boleh. Namun, bagi jamaah haji yang masih sehat dan bugar, sebaiknya tetap memprioritaskan tawaf dan sai dengan berjalan kaki, agar tidak terkesan menggampangkan proses ibadah tersebut.
Cuaca di Makkah sendiri saat ini sudah lebih dari 40° celsius. Dengan cuaca ekstrem di Makkah, Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, Nurul Jamal sebelumnya juga telah menganjurkan kepada jamaah Indonesia agar tidak memaksakan diri ketika melaksanakan ibadah di Masjidil Haram.
“Dianjurkan gunakan skuter,” pungkas Jamal.
(Ishaq Zubaedi Raqib, MCH Makkah).