Majalah Risalah NU Edisi 84 – Bendera NU di Pilkada 2018

Rp25,000.00

Risalah NU edisi 84 tahun 2018 membahas masalah suara warga NU di pilkada tahun 2018. Meskipun, secara jamiyyah NU tak ikut Pilkada dan tak ada urusan dengan Pilkada. NU tak punya urusan dengan gubernur. Tak punya urusan dengan bupati. Dan bahkan tak punya urusan dengan DPR dan Presiden dalam Pilpres dan Pemilu Legislatif 2019 mendatang. Tapi, warga NU mempunyai hak suara dan memilih pemimpin yang terbaik, trus?….

Description

Kontak Pemesanan
Sdr. Aan di : 0856 4833 3577 (Telp/WA).

Pembayaran
Majalah NU
Bank BRI
No Rekening: 0335-01-001234-300

Risalah NU edisi 84 tahun 2018 membahas masalah suara warga NU di pilkada tahun 2018. Meskipun, secara jamiyyah NU tak ikut Pilkada dan tak ada urusan dengan Pilkada. NU tak punya urusan dengan gubernur. Tak punya urusan dengan bupati. Dan bahkan tak punya urusan dengan DPR dan Presiden dalam Pilpres dan Pemilu Legislatif 2019 mendatang. Tapi, warga NU mempunyai hak suara dan memilih pemimpin yang terbaik, trus?….

Sejak Muktamar NU ke 27 di Situbondo yang mendeklarasikan ‘Kembali ke Khitah 1926’ NU tak mau lagi disibukkan dengan politik praktis. Bagi warga NU yang berpolitik silahkan jalan dan bebas pilih partainya namun dilarang membawa bendera NU. Bendera NU yang berwarna hijau bergambar bumi dikelilingi bintang sembilan itu terlalu besar jika harus disejajaran dengan jabatan duniawi.

Lalu, potret Pilkada serempak tahun 2018 ini juga membuktikan banyaknya kader NU yang bertarung di arena itu. Pilkada 2018 telah mencatatkan sejumlah kader NU dalam kontestasi itu. Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah diduduki kader NU. Ridwan Kamil dan Uu Ruhzanul Ulum adalah duet kader NU. Ridwan adalah cucu ulama NU Jawa Barat. Uu adalah cucu KH Choir Affandi dari Manonjaya, Tasikmalaya.

Hero Banner 1080 X 400

Jawa Tengah juga mencatat hal yang sama. Dua calon yang muncul keduanya dari keluarga NU. Ganjar Pranowo adalah cucu menantu ulama NU KH Hisyam Karim yang pernah menjabat Rois Syuriah PCNU Purbalingga selama tiga periode 1973-1983. Wakilnya, Taj Yasin adalah putera ulama kharismatik Jawa tengah KH Maimoen Zubeir. Sangannya, Sudiman Said juga masih memiliki percikan darah NU. Sedangkan Ida Fauziyah adalah mantan Ketua PP Fatayat NU.

Yang disayangkan memang Jawa Timur yang terjadi perang bintang NU. Saifulloh Yusuf adalah salah satu ketua PBNU yang sudah 10 tahun menjadi wakil gubernur mendampingi H. Soekarwo. Kali ini Saifulloh didampingi Puti Guntur Soekaroputeri. Bertempur tiga kali antara Soekarwo-Saifulloh dengan Khofifah, akhirnya pada laga ketiga Khofifah memenangkan pertempuran itu. Khofifah didampingi kader muda NU Emil Dardak.

Selain masalah pilkada 2018, tim redaksi dalam laporan khususnya menyuguhkan tentang komitmen NU dalam mendukung kedaulatan negara Palestina untuk merdeka selamanya, hal itu tertuang dalam hasil muktamar dan Pleno PBNU. Meskipun sempat diwarnai gegeran di masyarakat bawah atas kedatangan Katib Aam Syuriah PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) ke Israel dalam rangka pembicara seminar Internasional, namun tidak menjadi masalah karena Gus Yahya atas nama pribadi bukan delegasi PBNU.

Sedangkan dalam rubrik Tausiyah, kami menyuguhkan cerita tentang legenda sejarah di tanah para nabi yakni butir gandum maulid Nabi yang mengisahkan tentang Gubernur Tikrit, kota di utara Bagdad saat ia bergumul bersama keluarganya dan saat memimpin kota Tikrit. Sementara pada rubrik lainnya, kami menyajikan materi tentang ke aswajaan dan ke NU an lainnya.

Additional information

Weight 1 kg

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Majalah Risalah NU Edisi 84 – Bendera NU di Pilkada 2018”

Your email address will not be published. Required fields are marked *