PBNU Ucapkan Selamat Paus Leo XIV, Berharap Menerangi Situasi Dunia tak Menentu
RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) memberikan ucapan selamat sekaligus ikut merasakan kegembiraan atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia dengan nama Paus Leo XIV.
“Kita sebagai warga NU dan sebagai bagian dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tentu bergembira bersama umat katolik di seluruh dunia, terutama di Indonesia,” ujarnya kepada Risalah NU Online saat di Jakarta, Jum’at (09/05).
Dikatakannya, Paus Leo XIV merupakan cardinal dari Amerika. Meskipun dia berkarya di Peru, tetapi asal Amerika dari kota Chicago.
”Kita senang dan mengucapkan selamat kepada seluruh umat Katolik atas terpilihnya pemimpin Gereja Vatikan, Gereja Katolik sedunia,” tutur Gus Ulil.
”Kita berharap paus baru ini bisa menerangi situasi dunia yang sekarang ini tidak menentu. Karena agama punya tantangan besar pada hari-hari ini,” sambungnya.
Menurut Gus Ulil, manusia saat ini hidup didalam situasi uncertainty atau ketidak pastian dalam banyak sektor. ”Nah, dalam ketidakpastian seperti ini pasti banyak orang yang kehilangan orientasi, kehilangan arah. Kemudian banyak orang terjatuh pada godaan ideologi yang ekstrim,” terangnya.
Sebab, kata Gus Ulil, ideologi yang ekstrim dipeluk diikuti manusia oleh masyarakat, oleh seseorang motifnya antara lain, karena orang ingin cari arah dan orientasi dan tujuan hidup.
”Ideologi-ideologi yang ekstrim ini berbahaya terhadap kesatuan umat manusia, terhadap hubungan yang harmonis, dan koeksistensi damai antar golongan,” jelasnya.
Solusinya adalah beragama. ”Karena, agama punya peran besar untuk membantu umat manusia melalui masa yang penuh ketidakpastian ini,” pungkas Gus Ulil.
Gus Ulil saat webinar menyambut Paus Fransiskus.
Asap Putih Paus Terpilih
Sebelumnya pada Kamis (8/5/2025) sore, suasana haru dan sukacita menyelimuti Lapangan Santo Petrus ketika asap putih membubung dari cerobong Kapel Sistina, Dentang lonceng yang mengiringinya menandakan berakhirnya proses Konklaf dengan terpilihnya Paus baru hanya dalam tiga putaran pemungutan suara.
Kardinal Robert Francis Prevost, uskup Chiclayo Peru, asal Amerika Serikat, resmi menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik dengan nama Paus Leo XIV. Ia menjadi paus asal Amerika Serikat pertama dan kedua yang berasal dari benua Amerika setelah pendahulunya Paus Fransiskus dari Buenos Aires, Argentina (Amerika Latin).
Pada usia 69 tahun, ia menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025. Momen bersejarah ini pun disambut sorak gembira ribuan umat yang telah menanti di depan Basilika Santo Petrus.
Proses pemilihan kali ini tergolong cepat dibandingkan Konklaf sebelumnya pada tahun 2013. Paus Fransiskus dulu terpilih setelah lima putaran suara, sementara Paus Leo XIV meraih dukungan mayoritas hanya dalam tiga tahap. Setelah asap putih muncul, kardinal protodikon mengumumkan kabar gembira tersebut dengan seruan tradisional “Habemus Papam” (Kita memiliki Paus).
Tak lama kemudian, sang Paus baru muncul di balkon Basilika untuk pertama kalinya. Dengan penuh kerendahan hati, ia memberikan berkat Urbi et Orbi kepada seluruh umat Katolik dunia.
Menurut The New York Times, Paus Leo XIV dikenal sebagai figur yang seimbang—mengusung nilai inklusivitas almarhum Paus Fransiskus sekaligus mempertahankan prinsip konservatif gereja.
Konklaf ke-76 ini mencatat sejarah dengan jumlah kardinal elektor terbanyak, yakni 133 orang. Untuk terpilih, seorang kandidat harus meraih minimal 89 suara (dua pertiga total suara). Sebelum pemungutan dimulai, seluruh kardinal telah bersumpah menjaga kerahasiaan proses Konklaf sesuai tradisi apostolik.
Kini, Gereja Katolik memasuki babak baru di bawah kepemimpinan Paus Leo XIV, dengan harapan dapat membawa perdamaian dan persatuan bagi umat di seluruh dunia. (hud).