RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama dengan Perusahaan Manajemen Dana, Harvest dari Singapura tengah membahas langkah besar untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat syariah (Sharia Hub) dunia.
Kolaborasi ini mencakup pembentukan Technical Working Group yang terdiri dari berbagai pihak, termasuk PBNU, Harvest Syariah Fund, serta ahli teknologi dari PowerPro.
Ufi Ulfiah, Sekretaris Lakpesdam PBNU, menyatakan bahwa hasil analisis Technical Working Group menunjukkan bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi pusat syariah dunia.
“Populasi Muslim kita paling banyak di dunia. Kemudian Ulama di Indonesia juga sangat banyak. Dan ulama-ulama yang memiliki keilmuan yang sangat-sangat memadai, kemudian kreatifitas muslim di Indonesia teman-teman ketahui misalnya dalam industri pakaian dalam industri kreatif lainnya itu juga sangat tumbuh dengan cepat,” jelas Ufi, di Lantai 3, Gedung PBNU, Jakarta, Selasa, (10/06/25).
Meskipun Malaysia lebih dahulu memantapkan posisinya sebagai pusat syariah, menurut Ufi, Indonesia tidak terlambat untuk memulai. “Tetapi ini tidak terlambat oleh Indonesia kalau mau memulai. Karena itu Harvest, Power Pro dan PBNU ingin mulai start mengembangkan visi ini melalui berbagai kemitraan strategis,” tambahnya.
Direktur Pelaksana Harvest Advisor Financial Holdings, Andrew Tan menyampaikan antusiasmenya bisa menjalin kolaborasi erat dengan PBNU. “Yang terpenting, bagaimana kami bisa menjadikan Indonesia sebagai pusat syariah dunia. Ada banyak inisiatif yang sedang kami diskusikan dengan PBNU,” ujar Tan.
Tan mengungkapkan bahwa inisiatif ini juga mendorong semangat Islam progresif dengan tetap berlandaskan kriteria dan pedoman dari NU. Beliau menyatakan pihaknya memiliki rekam jejak dalam pengelolaan dana syariah.
Ufi menambahkan untuk saat ini bentuk investasi dan produk yang akan dikembangkan masih dalam tahap kajian internal di PBNU dan akan diumumkan kepada publik pada waktunya.
“Kalau bentuk investasi itu kan harus nanti bicara dengan terkait dengan produk yang akan dikembangkan apa. Misalnya sukuk atau apa dan sebagainya itu belum. Dan itu biar menjadi satu milestone internal di NU yang pada saatnya nanti akan di distribusi kepada publik,” pungkasnya.
(Anisa).