RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nahdlatul Ulama (BAPPENU) menginisiasi forum diskusi strategis yang mengusung tema Investasi Syariah di Indonesia: Memperkuat Ekosistem dan Meniti Jalan Menuju Pusat Keuangan Syariah Global. Gelaran ini merupakan hasil kolaborasi dengan Harvest Advisors Investment Management (HAIM), mitra strategis Harvest Fund Management, salah satu manajer aset terbesar di Asia.
Ketua PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) mengungkapkan urgensi penyelenggaraan forum ini, yakni sebagai upaya PBNU untuk terlibat di dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Diskusi ini bertujuan untuk menjadi forum dialog strategis yang mempertemukan para pemangku kepentingan dari sektor publik, industri keuangan Islam, akademisi, dan masyarakat sipil. Forum ini mengeksplorasi tantangan, peluang, dan langkah langkah yang dapat ditindaklanjuti untuk mempercepat pertumbuhan investasi yang sesuai dengan Syariah di Indonesia.
“Ini proyek yang ambisius sekali, karena teman-teman di dalam tim ini berambisi menjadikan Indonesia sebagai Halal Hub Pusat Perdagangan atau bisnis halal di Asia Tenggara, juga di dunia nantinya. Saya berdoa semoga ini terlaksana,” ujar Gus Ulil di Lantai 5, Gedung PBNU, Jakarta, pada Rabu (11/06/25).
PBNU memiliki komitmen yang besar dengan umat yang banyak, sehingga beliau meyakini bahwa PBNU memiliki potensi besar untuk menggalang partisipasi masyarakat di dalam pengembangan bisnis yang halal.
Beliau mengamini pendapat BI dan BSI yang menyatakan bahwa problem mengenai pengembangan syariah di Indonesia adalah rendahnya literasi ekonomi syariah di kalangan masyarakat.
“Itu pun kalau mereka cukup literate atau paham kesertaan mereka di dalam kegiatan ekonomi syariah ini masih belum besar. Jadi kita perlu mem-push atau mendorong supaya masyarakat Indonesia terlibat dalam ekonomi syariah ini,” jelasnya.
Direktur Pelaksana HAIM, Andrew Tan menyampaikan komitmen mereka untuk membangun ekosistem investasi syariah bersama PBNU dan lembaga terkait di Indonesia.
“Kami di sini untuk berbagi ekosistem. PBNU memiliki salah satu pengaruh terbesar di antara organisasi Muslim di seluruh dunia,” ujar Tan.
Dalam pemaparannya, Tan menyebutkan bahwa seluruh proses investasi mereka telah melalui penyaringan ketat berbasis syariah. Termasuk di dalamnya adalah larangan investasi pada sektor-sektor seperti alkohol, perjudian, dan tembakau, serta penerapan rasio keuangan seperti batasan utang terhadap ekuitas.
“Ada industri tertentu yang tidak kita beli seperti alkohol, perjudian, tembakau. Portfolio akan ditinjau setiap bulan dengan mengacu pada aturan PBNU, untuk memastikan bahwa kita memiliki pengamatan prinsip yang konsisten,” jelasnya.
(Anisa).